Gelora Bung Karno Serasa Di San Siro

Duel AC Milan Glorie Vs Indonesia All Stars 4-2

Minggu, 10 Februari 2013, 08:01 WIB
Gelora Bung Karno Serasa Di San Siro
An­driy Shevchenko
rmol news logo .Para pemain AC Milan Glorie benar-benar menunjukkan skill dan performa yang bagus meski sudah uzur. Dalam pertandingan melawan Indonesia All Star, Mi­lan Glori mampu menang deng­an skor 4-2.

Kedatangan AC Milan kema­rin, mengubah Stadion Gelora Bung Karno (GBK) menjadi merah hitam, warna kostum ke­banggannya. Gemuruh nyanyian Milanisti Indonesia pun terde­ngar di tiap sudut Stadion, men­jadikan atmosfirnya mirip di San Siro, Italia.

Ribuan penonton yang menyaksikkan pertandi­ngan antara AC Milan Glorie me­­lawan Indonesia All Star Le­gend yang berakhir 4-2 (2-1) itu, hampir tak ada yang mengena­kan kostum kebesaran Tim Ga­ru­da (Indonesia).

Atmosfir mirip di stadion ke­banggaan Milan (San Siro) ma­kin terasa sesaat peluit babak per­tama ditiupkan. Yel-yel yang biasa dilantunkan pecinta Milan di ne­geri asalnya pun langsung diku­mandangkan puluhan ribu Mila­nisti yang memadati stadion GBK.

“Forza Milan Vinci per noi Forza Milan, il Milan ale, Forza Milan, Milan Campioni Forza Mi­lan, il Milan ale,” suara Milanisti kompak mengumandangkan.

Milan Glorie mengawali laga dengan sangat baik. Dua peluang emas telah mereka dapatkan di sepanjang lima menit babak per­tama melalui pergerakan Stefano Eranio. Namun baru pada menit ke-15, Milan Glorie mampu mem­buka skor lewat aksi Ser­gin­ho. Beradu sprint dengan bek-bek Indonesia, Serginho mam­pu melesakkan sepakan ter­arah ke sisi kanan gawang Hen­dro Kartiko.

Indonesia All Star baru me­nyamakan kedudukan di menit ke-34 melalui gol Bambang Pa­mungkas (Bepe). Menerima um­pan dari tengah, Bepe mampu mengecoh Roque Junior untuk selanjutnya melepaskan temba­kan terarah ke gawang Massimo Taibi.

Milan Glorie kembali unggul satu menit jelang laga bubar. An­driy Shevchenko mampu me­nun­jukan kelasnya saat menjebol gawang Indonesia All Star walau mendapat kawalan ketat dari Eko Purjianto. Skor 2-1 bertahan hing­ga laga babak pertama usai.

Di babak kedua, Indonesia All Star kembali menyamakan kedu­dukan melalui Bepe di menit ke-62. Pemain berusia 32 tahun ter­sebut mencetak gol melalui sun­dulan khasnya.

Namun gol tersebut dibalas Mau­rizio Ganz di menit ke-66. Me­manfaatkan umpan dari Ibra­him Ba, Ganz menyundul bola ke sisi kanan gawang Kurnia San­dy, Milan Glorie kembali ung­gul 3-2. Serginho menutup kemena­ngan dengan golnya di penghu­jung laga. Akhirnya pertandingan ditutup dengan skor 4-2.

Sementara itu panitia penye­lenggara pertandingan Indonesia All Star versus AC Milan Glorie sukses dalam menjalankan acara yang dihadiri ribuan Milanisti dari berbagai penjuru Indonesia. Namun ternyata ada kisah lain yang menyelimuti penyeleng­garaan pertandingan tersebut.

Dimulai dari sulitnya para war­tawan dalam mendapatkan ak­ses hingga kondisi lainnya yang membuat beberapa pihak merasa dirugikan. Salah satu yang me­ngeluh kepada para wartawan ada­­lah seorang supir yang bert­ugas dalam operasional acara. “Aduh koordinasi kacau mas. Beberapa kali kita harus bolak-balik tanpa tujuan yang jelas dan sering ada miskomunikasi,” kata pria yang enggan  menyebut na­ma­nya.

Selain itu, tidak ada konferensi pers yang diadakan pihak pa­nitia. Padahal konferensi pers pas­ca pertandingan adalah bagian ter­penting yang harus diadakan pihak penyelenggara.

Untuk meminta komentar pe­main ke dalam mixed zone pun juga sulit dan membuat para war­tawan harus pintar-pintar men­cari celah. Ironisnya, banyak se­ke­lompok orang yang tidak jelas asalnya masuk dengan seenaknya ke dalam mixed zone demi berfoto dengan para pemain. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA