Demikian dikatakan tokoh sepakbola yang juga ketua pengÂprov Maluku Utara Adam MarÂsaoli di Jakarta kemarin. “Kami juga mengadakan konÂtak ke berÂbagai relasi di markas AFC di KuaÂla Lumpur dan marÂkas FIFA di Zurich, Swiss dan mereka meÂngatakan bahwa poÂsiÂsi PSSI di pihak yang benar. MeÂreka juga sudah tahu pihak maÂna yang teÂrus mengganggu PSSI. Bahkan meÂreka juga tahu ada unsur poÂlitik dan kekuasaan yang ikut berÂmain tanpa etika. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan keÂtentuan FIFA,’’ tandas tokoh seÂpakbola yang juga Ketua PengÂprov PSSI Maluku Utara, Adam Marsaoli.
Adam pun menyesalkan sikap Kemenpora belakangan ini. MeÂnurutnya, sebagai pejabat peÂmeÂrintah, tidak sepatutnya Menpora mengeluarkan pernyataan-perÂnyataan yang kurang proporsional.
‘’Menpora mestinya memÂbanÂtu mendinginkan situasi. Karena apaÂpun langkah yang dilakukan MenÂpora sebagai pejabat politik dan kekuasaan, bisa diartikan meÂlangÂgar ketentuan pasal 13 dan 17 StaÂtuta FIFA. Sebagai angÂÂgota FIFA, susah jelas FIFA akan melindungi anggotanya daÂri intervensi dalam bentuk apaÂpun,’’ tegas Adam.
Adam juga menyebutkan jika Menpora Roy Suryo dengan seÂngaja melakukan intervensi agar Indonesia mendapat sanksi FIÂFA, artinya Menpora sudah memÂbaÂngun konstruksi konflik komuÂnal horisontal.
‘’Karena ketika sanksi FIFA jaÂtuh karena intervensi pemerinÂtah, maka artinya Menpora deÂngan seÂngaja merancang konflik komunal horisontal yang akan merusak tataÂnan sosial kemasyaÂrakatan dan keÂutuhan bangsa. TeÂtapi saya masih percaya, MenÂpora Roy Suryo tetap berpikir poÂsitif untuk mengedepanÂkan kepentingan keutuhan bangsa,’’ lanjut Adan Marsaoli. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: