Menurut laporan tersebut, skor Law and Order Index Indonesia berada di angka 89 dari total 100. Angka tinggi ini menempatkan Indonesia di klaster negara dengan persepsi keamanan kuat, sejajar dengan Taiwan, Jerman, Portugal, dan Uni Emirat Arab.
Dalam laporan itu, 83 persen warga Indonesia mengaku merasa aman berjalan sendirian di malam hari di area tempat tinggalnya.
Direktur Riset Democracy Institute, Fahmi Ismail, menilai hasil riset Gallup adalah bukti konkret keberhasilan negara dalam menjalankan fungsi perlindungan. Menurutnya, capaian ini merupakan indikator penting bagi stabilitas nasional dan peningkatan kepercayaan publik.
"Predikat Indonesia sebagai salah satu negara teraman versi Gallup adalah bukti nyata bahwa negara hadir melalui kerja profesional aparat keamanan dan penegak hukum. Ini patut kita apresiasi sebagai capaian bersama," ujar Fahm kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 11 Desember 2025.
Fahmi menjelaskan, tingginya rasa aman masyarakat mencerminkan stabilitas nasional yang terjaga dan meningkatnya kepercayaan publik terhadap Polri, TNI, dan elemen negara lainnya.
“Democracy Institute menilai capaian ini merupakan hasil kerja keras Polri, TNI, serta seluruh elemen negara dalam menjaga ketertiban dan melindungi masyarakat,” katanya.
Namun pandangan berbeda disampaikan perwakilan YLBHI, Zainal Arifin. Ia menilai narasi keamanan tidak sepenuhnya selaras dengan situasi di lapangan. Ia menyoroti masih adanya kekerasan struktural, represi terhadap pembela HAM, dan ketidakadilan hukum bagi masyarakat kecil.
“Karena Riset Gallup telah menyampaikan demikian Pemerintah harus segera menyesuaikan diri dalam pengambilan kebijakan yang sesuai dan pro terhadap HAM karena apapun itu negara kita sedang disorot oleh media asing terkait dengan HAM,” tegas Zainal.
Aktivis Pro-HAM, Zulkifli Kall Halang, juga menyoroti indikator keamanan global yang dinilainya kerap mengabaikan ketakutan warga terhadap aparat, ancaman kriminalisasi, hingga penyempitan ruang sipil bagi mahasiswa, buruh, petani, dan jurnalis.
“Survei yang dirilis oleh Gallup Global Safety Report perlu menjadi satu pijakan bahwa Negara yang kita cintai ini masih menjadi harapan hidup bagi Warga Negara Asing karena tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain yang soal tingkat keamanan hidup,” ujar Zulkifli.
Sementara itu, Ketua Umum Cendekia Muda Nusantara, Afan Ari Kartika, menekankan pentingnya generasi muda mengawal definisi keamanan yang berkeadilan. Menurutnya, negara aman bukan sekadar soal minim konflik, melainkan hadirnya jaminan keadilan sosial.
“Negara aman bukan hanya soal minim konflik terbuka, tetapi bagaimana negara hadir menjamin keadilan sosial, kesempatan ekonomi, dan perlindungan hak-hak warga,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: