Di kawasan Jalan Raya Dayeuhkolot, air setinggi pinggang orang dewasa menutup badan jalan di depan Masjid Agung Dayeuhkolot. Arus lalu lintas pun lumpuh total sejak pukul 06.00 WIB.
Ruas penghubung Dayeuhkolot-Baleendah dan Kota Bandung tidak dapat dilalui kendaraan. Tinggi genangan bervariasi antara 30-50 sentimeter, dengan beberapa titik mencapai sekitar 1 meter. Sejumlah sepeda motor mogok dan pengendara terpaksa mendorong kendaraannya ke area yang lebih tinggi.
Petugas BPBD Kabupaten Bandung dan tim SAR telah bersiaga dengan perahu karet, namun hingga pukul 08.00 WIB banjir belum menunjukkan tanda-tanda surut. Kondisi ini kembali menegaskan persoalan klasik banjir di kawasan hilir Sungai Citarum.
Banjir juga merendam kawasan Cijagra, Bojongsoang, pada waktu yang hampir bersamaan.
Sejak Kamis sore, luapan Sungai Anak Citarum menyebabkan 2.148 keluarga terdampak di delapan kecamatan, yakni Soreang, Bojongsoang, Banjaran, Dayeuhkolot, Ciwidey, Baleendah, Katapang, dan Andir.
Juru bicara BPBD Jawa Barat, Andrie Setiawan, menyebut sebagian wilayah mulai surut, namun beberapa titik masih terendam.
Tinggi muka air (TMA) tercatat; Kecamatan Andir 10-50 cm, Rancamanyar 20-120 cm, Baleendah 20-120 cm, dan Dayeuhkolot 0-130 cm
Sebanyak 2.134 bangunan terdampak, mencakup rumah warga, fasilitas ibadah, dan fasilitas umum. Wilayah dengan rumah terendam terbanyak adalah Bojongsoang (615 unit), Rancamanyar (503 unit), dan Baleendah (296 unit).
Banjir juga mengganggu operasional transportasi umum karena sejumlah jalan tidak dapat dilalui. Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung melakukan penyesuaian rute untuk menghindari area yang terendam.
BPBD Kabupan Bandung juga mencatat ribuan rumah warga terendam banjir dan sebagiannya tertimbun material longsor tanah sejak tanggal 3 dan 4 Desember tahun 2025.
BERITA TERKAIT: