Menurut Dedi, gagasan ini bukan sekadar menyediakan makanan bergizi bagi siswa, tetapi juga membangun siklus ekonomi produktif yang melibatkan sekolah dan masyarakat sekitar.
?
“Ya, gini, kita kan ingin membangun siklus ekonomi. Kalau anak-anak sekolah produktif, sekolah-sekolah dari sekarang bisa menanam sayuran di halaman sekolah. Kemudian di sawah-sawah mulai ditanami pohon pisang, jagung, sampai kacang panjang,” kata Dedi dikutip dari
Kantor Berita RMOLJabar, Jumat, 3 Oktober 2025.
?
Lanjut dia, jika konsep tersebut diterapkan, maka dapur atau kantin sekolah akan menjadi pusat dari pasar kecil yang menghubungkan siswa dengan masyarakat sekitar. Dengan begitu, masyarakat lokal dapat menjadi pemasok bahan makanan untuk menunjang program dapur MBG.
?
“Sehingga dapur itu menjadi pusat pasar. Masyarakat di sekitar sekolah bisa menjadi pemasok mata rantai produksi,” bebernya.
?
Dedi optimistis, jika rantai produksi itu berjalan baik, maka akan terbentuk perputaran dana hingga mencapai Rp50 triliun. Dana tersebut, lanjutnya, akan menjadi siklus ekonomi luar biasa yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
?
“Asalkan dikelola dengan baik, dana Rp50 triliun yang beredar akan menjadi siklus ekonomi yang luar biasa,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: