VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus mengatakan, langkah antisipasi dilakukan agar pengguna tetap nyaman dan stasiun tetap aman.
Antara lain dengan penambahan atau penebalan petugas pengamanan di stasiun-stasiun yang berada di sekitar pusat lokasi rencana penyampaian aspirasi massa.
Sebanyak 154 petugas pengamanan akan disiagakan di stasiun-stasiun tersebut.
Mulai dari Stasiun Tanah Abang sebanyak 50 personel, Stasiun Palmerah sebanyak 53 personel, Stasiun Kebayoran 24 personel, dan Stasiun Karet sebanyak 27 personel.
"Penambahan personel pengamanan ini terdiri dari petugas internal KAI Commuter serta unsur TNI/Polri," kata Joni dalam keterangan resmi, Rabu 27 Agustus 2025.
Selain petugas pengamanan, KAI Commuter juga menyiagakan atau mengerahkan petugas posko dari seluruh pegawai kantor KAI Commuter untuk membantu pelayanan pengguna di area stasiun.
Joni menambahkan bahwa KAI Commuter akan melakukan rekayasa pola operasi perjalanan Commuter Line, khususnya pada lintas Rangkasbitung.
Pola ini beroperasi jika kondisi di lintas jalur rel antara Tanah Abang-Palmerah tidak kondusif dan membahayakan perjalanan kereta api seperti pada Senin 25 Agustus 2025.
“KAI Commuter akan menutup layanan perjalanan Commuter Line Rangkasbitung mulai dari Stasiun Tanah Abang hingga Stasiun Palmerah jika kondisi jalur tersebut tidak kondusif," kata Joni.
Dengan demikian, kata Joni, pelayanan perjalanan Commuter Line Rangkasbitung hanya akan berlangsung hingga Stasiun Kebayoran atau Stasiun Palmerah untuk kembali ke arah Serpong, Parungpanjang, dan Rangkasbitung.
Sebagaimana diketahui aksi ricuh dan bentrokan demonstran sempat menghambat ruas KAI Commuter pada Senin 25 Agustus 2025.
Dimana perlintasan kereta yang terputus berada di dekat traffic light Slipi atau tidak jauh dari Gedung DPR-MPR.
Alhasil, kereta dari arah Stasiun Tanah Abang tidak bisa melintas menuju Stasiun Palmerah, penumpang pun terimbas dan memilih jalan kaki.
BERITA TERKAIT: