GAMKI Sumbar Sesalkan Insiden Penganiayaan Anak di Rumah Doa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/bonfilio-mahendra-1'>BONFILIO MAHENDRA</a>
LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA
  • Selasa, 29 Juli 2025, 14:06 WIB
GAMKI Sumbar Sesalkan Insiden Penganiayaan Anak di Rumah Doa
Anak-anak yang diduga menjadi korban penganiayaan saat belajar agama Kristen di Rumah Doa, Padang, Sumatera Barat/Ist
rmol news logo DPD Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Sumatera Barat menyesali perusakan rumah doa jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang Sarai pada beberapa hari lalu.

Pasalnya, mereka yang melakukan perusakan juga turut serta melakukan penganiayaan ke anak-anak yang sedang belajar.

"Saya yang dengarnya enggak tahan, trauma mereka (anak-anak), karena itu bukan gereja, tapi emang tempat mereka untuk belajar agama," kata Ketua DPD GAMKI Sumatera Barat, Yonathan Sirait kepada RMOL, Selasa, 29 Juli 2025.

Yonathan awalnya mendapatkan kabar dari beberapa pendeta dengan dikirimkan link sosial media di Facebook.

Ia pun segera mencari tahu dan diundang oleh ketua PGPI Sumbar untuk hadir dalam Pertemuan di Kantor Camat Koto Tangah yang dihadiri oleh Walikota, Camat, Kapolsek, Ninik Mamak, RT RW.

"Di situ lah saya bertemu dengan Pdt. Dachi selaku pimpinan dari Rumah Doa tersebut. Beliau (Dachi) menyampaikan bahwa, sekitar Pukul 16.00 WIB, beliau dipanggil oleh RT dan RW untuk membicarakan sesuatu, sementara dalam Rumah Doa, sedang akan dilangsungkan Kegiatan Belajar Agama dengan siswa sebanyak 20 orang anak," jelas Yonathan.

Lanjut dia, saat pertemuan berlangsung, tiba-tiba seorang pemuda muncul dan membuka pagar, lalu masuk ke dalam, sembari menendang pagar kayu. 

Tak sampai di situ, pemuda itu juga memukul jendela kaca rumah doa, dan tiba-tiba sekelompok orang lainnya juga melakukan perusakan. 

"Ini menyebabkan anak-anak histeris, panik dan ketakutan, dan beberapa orang tua anak yang ada, segera membantu anak-anak untuk keluar sembari perusakan terus terjadi dan semakin menjadi-jadi," ungkap dia.

Akibatnya, dua orang anak diduga jadi korban penganiayaan.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP GAMKI, Sahat Martin Philip Sinurat meminta para kadernya untuk mengawal proses hukum dari peristiwa ini.

"Kami sudah dorong GAMKI Sumbar segera dampingi korban ikut melaporkan ke kepolisian, jadi bukan hanya peristiwa perusakan tapi pemukulan anak-anak ini kejahatan luar biasa," tegas Sahat.

Sementara itu, Wali Kota Padang Fadly Amran meminta maaf atas insiden ini dan memastikan timnya akan mengawal pembinaan dan pendidikan agama Kristen bagi anak-anak sekolah di rumah doa berjalan aman.

”Pemerintah Kota Padang meminta maaf kepada keluarga (jemaat) yang hari ini terluka perasaan, jiwa, dan raganya atas insiden ini,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA