Jumlah Penumpang MRT Jakarta Tembus 21 Juta di Semester I 2025

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Kamis, 10 Juli 2025, 21:02 WIB
Jumlah Penumpang MRT Jakarta Tembus 21 Juta di Semester I 2025
Penumpang MRT/RMOL
rmol news logo Total jumlah penumpang MRT Jakarta tercatat mencapai lebih dari 21 juta penumpang di sepanjang semester I-2025.

Berdasarkan data paparan dari Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat, jumlah penumpang tercatat mencapai 21.053.246, dengan rata-rata harian 116.465 penumpang hingga Juni 2025.

"Selama semester I 2025 kita sudah melayani lebih dari 21 juta customer. Kalau ini dikali dua itu berarti 42 juta (penumpang). Tapi faktanya harusnya lebih mudah-mudahan," kata Tuhiyat dalam Forum Diskusi Media, di Jakarta, Kamis, 10 Juli 2025.

Tuhiyat menjelaskan pertumbuhan penumpang di enam bulan pertama tahun ini tercapai karena keberpihakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terhadap angkutan publik, khususnya setelah perluasan mandat pendirian MRT Jakarta.

Perluasan mandat yang diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2024 ini memuat  mandat usaha MRT mencakup pengembangan kawasan Transit (TOD), pengelolaan aset dan ruang publik, dan layanan mobilitas terintegrasi lainnya.

Kemudian, MRT juga mendapat mandat peningkatan peran sebagai Operator Multimoda yang mencakup pengelolaan moda transportasi publik lainnya dan menjadi integrator sistem transportasi. 

"Kita dipilih peran sebagai operator multimoda. Apa itu? Dulu itu sebagai integrator yang bisa mengelola moda transportasi publik lainnya. Tapi ini baru mandat," tuturnya.

Selanjutnya, MRT juga memiliki mandat fungsi sosial dan ekonomi untuk mendorong inklusi, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan kota berbasis keberlanjutan.

Meski demikian, Tuhiyat juga merinci adanya penurunan jumlah penumpang di bulan Maret dan April akibat banyak libur panjang di dua bulan tersebut.

"Kira-kira data leadership-nya seperti yang tergambar. Mengapa di posisi Maret-April itu rendah? Itu karena ada libur panjang (Idulfitri). Hampir lebih dari dua minggu," tuturnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA