Terbaru, pihak keluarga meminta RSUD Tarakan menyerahkan salinan rekam medis sang pasien secara lengkap.
Permintaan ini disampaikan secara resmi melalui surat bernomor 02/VI/2025 tanggal 25 Juni 2025 yang ditujukan kepada Direktur RSUD Tarakan, dr Weningtyas Purnomorini.
"Dengan ini mengajukan permohonan resmi penyerahan salinan lengkap dokumen rekam medis selama masa perawatan almarhum di RSUD Tarakan, yaitu sejak 29 April hingga 4 Mei 2025," demikian bunyi surat tersebut dikutip dari
RMOLSumut, Jumat 27 Juni 2025.
Anna Tuning Sitanggang, Budiman Martono Sitanggang dan Meilani Nurkalam Sitanggang selaku pengirim surat tersebut mengatakan permohonan itu merupakan bagian dari hak pasien dan keluarganya.
Hal ini sebagaimana dijamin dalam Pasal 52 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis dan Pasal 47 ayat (1) UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
"Permintaan ini diajukan untuk memperoleh kejelasan dan pemahaman utuh atas proses perawatan medis yang telah dijalani almarhum selama berada dalam tanggung jawab RSUD Tarakan," tulis surat tersebut.
"Kami meminta agar seluruh dokumen tersebut diserahkan dalam bentuk salinan fotokopi dan/atau softcopy (PDF) kepada pihak keluarga, paling lambat dalam waktu tiga hari kerja sejak surat ini diterima," sambungnya.
Perwakilan keluarga mendiang Johanes mengaku siap memenuhi ketentuan administratif sesuai prosedur RSUD Tarakan.
"Permohonan ini diajukan dalam semangat keterbukaan, tanggung jawab etik, dan hak keluarga pasien atas informasi medis yang utuh," demikian isi surat tersebut.
BERITA TERKAIT: