Berdasarkan hal tersebut, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyebut, dibutuhkan data desa yang akurat, aktual, dan relevan sebagai basis data pemberdayaan dan penguatan Kopdes Merah Putih.
"Kita menggunakan Data Desa Presisi (DDP) yang merupakan metode pendataan untuk memetakan kondisi, kebutuhan, dan potensi riil setiap desa. Metode tersebut merupakan temuan Institut Pertanian Bogor," kata Ferry lewat keterangan resminya, Senin 2 Juni 2025.
Ferry melanjutkan, basis data desa yang akurat merupakan hal fundamental dalam penyusunan peta jalan dan penguatan Kopdes Merah Putih untuk mampu menjadi instrumen hadirnya kesejahteraan rakyat di desa.
"Gerakan Kopdes berbasis data desa presisi lebih terukur, terarah, dan tepat sasaran dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran di desa," kata Ferry.
DDP ini menjadi jawaban pula bahwa Kopdes Merah Putih sangat membuka partisipasi rakyat desa, bersifat bottom up bahkan dari mulai pendataan yang digunakan untuk mengungkap potensi desa dan rencana usaha yang akan dikembangkan Kopdes/Kel Merah Putih.
"Data Desa Presisi menjadi jawaban pula atas kekhawatiran berbagai pihak yang menengarai Kopdes Merah Putih hanya bersifat top down," tandas Wamenkop.
BERITA TERKAIT: