“LTT harus menjadi fokus bersama. Pelaksanaannya harus dipantau setiap hari, dan seluruh daerah wajib melaporkan target serta realisasi LTT secara rutin,” ujar Mentan Amran.
Untuk mendukung upaya ini, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) telah meluncurkan Gerakan Penyuluh (Galuh) LTT yang bertujuan mendorong pelaporan LTT harian secara tepat waktu melalui aplikasi e-Pusluh.
Kepala Badan PPSDMP, Idha Widi Arsanti menyampaikan, Galuh LTT bertujuan mempercepat pelaporan data LTT secara harian melalui aplikasi e-Pusluh. Sistem pelaporan
real-time ini sangat penting dalam mendukung kebijakan berbasis data.
“Setiap penyuluh harus aktif melaporkan kondisi LTT di wilayahnya setiap hari. Ini bukan hanya tugas administratif, tapi bagian penting dari strategi nasional,” ujar Idha.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Galuh LTT secara hybrid di Balai Riset dan Mekanisasi Pertanian (BRMP) Provinsi NTB, Rabu 16 April 2025.
Rakor dihadiri sebanyak 70 orang peserta secara luring, termasuk perwakilan dari Polbangtan Malang dan Pusluhtan. Serta 151 akun yang tergabung secara daring melalui Zoom dari 116 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), penyuluh BRMP di Pulau Sumbawa, serta perwakilan Dinas Pertanian kabupaten/kota se-NTB.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Fathurrahman, dalam sambutannya menekankan peran penyuluh yang sangat vital dalam mensukseskan program pemerintah di lapangan.
“Penyuluh adalah ujung tombak. Mereka bukan hanya menyampaikan informasi, tapi menjadi penggerak langsung dalam mendampingi petani meningkatkan produktivitas, termasuk mempercepat masa tanam,” jelasnya, dikutip Kamis 17 April 2025.
Faturahman menambahkan, para penyuluh pertanian di Provinsi NTB terus memperkuat perannya dalam mendukung peningkatan LTT. Hal ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam mendukung swasembada pangan.
Mereka aktif melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam pendampingan petani, pelatihan, dan monitoring lapangan.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Komunikasi Publik, Imam Wahyudi, juga menegaskan pentingnya peran penyuluh sebagai penghubung langsung antara petani dan pemerintah.
“Penyuluh adalah telinga, mata, dan suara petani. Mereka yang melihat dan mendengar langsung kondisi di lapangan, dan menyampaikan aspirasi petani ke pemerintah. Dalam mempercepat LTT, kolaborasi dari tingkat desa hingga pusat adalah kunci,” ujarnya.
"Dengan semangat kolaboratif dan kerja nyata di lapangan, Galuh LTT diharapkan dapat menjadi motor penggerak peningkatan produksi pangan menuju swasembada pangan nasional," tutup Imam.
BERITA TERKAIT: