Dalam diskusi publik bertajuk “Melihat Kembali Nilai-Nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan”, Fadli menegaskan pentingnya penelitian mendalam terhadap situs megalitik yang disebut-sebut sebagai piramida kuno itu.
Gunung Padang yang terletak di Cianjur, kembali menjadi perbincangan setelah muncul dalam salah satu episode serial
Ancient Apocalypse di Netflix.
Menurut Fadli Zon, dokumenter itu memantik minat masyarakat luas, meski masih menimbulkan perdebatan di kalangan ilmuwan.
"Itu salah satu film yang lepas kita setuju atau tidak setuju, terutama para arkeolog, kalau masyarakat sih setuju-setuju saja karena menghibur dan ternyata banyak informasi yang di luar dugaan," kata Fadli di Graha Utama, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kemendikdasmen, Senin 11 Februari 2025.
Fadli mengakui bahwa arkeologi sebagai disiplin ilmu harus berdasar pada riset dan data, namun ia menekankan bahwa polemik adalah bagian dari proses menemukan kebenaran baru.
"Saya bersama Pak Wamen Giring Ganesha mengunjungi Gunung Padang di penghujung 2024. Saya melihat antusiasme masyarakat semakin besar, baik wisatawan lokal maupun asing," kata Fadli.
Namun, hingga kini situs ini masih menyimpan banyak tanda tanya. Apakah benar ini adalah warisan peradaban kuno? Jika iya, seperti apa bentuknya dulu?
"Tentu ini
challenging untuk para arkeolog dan sejarawan mungkin juga ahli arsitektur apa sebenarnya gunung Padang itu?" tanya politikus Partai Gerindra itu.
Ia juga menyoroti potensi Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban tertua di dunia. Dari temuan fosil, 50–60 persen Homo erectus yang ditemukan di dunia berasal dari Indonesia.
"Kalau politisi itu melihat 50+1 itu sudah mayoritas," seloroh Fadli.
Dia menambahkan, warisan budaya dan sejarah Indonesia harus terus diteliti dan dipromosikan, bukan hanya untuk kepentingan akademis, tetapi juga demi membangun kebanggaan nasional.
Ia berharap di masa depan akan ada penemuan-penemuan baru yang bisa memperkuat posisi Indonesia dalam peta peradaban dunia.
"Pertanyaan-pertanyaan itu saya kira menjadi misteri yang memerlukan satu jawaban. Inilah yang kita harapkan ke depan apa yang bisa kita lakukan untuk memberikan jawaban itu," tandas Fadli.
BERITA TERKAIT: