Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, uji coba ketiga ini dilakukan untuk menemukan formulasi ideal terhadap asupan gizi yang seimbang dan sesuai dengan cita rasa yang diminati oleh siswa-siswi saat makan bersama di sekolah.
"Kita juga memastikan proses penditribusian dan waktu pelaksanaannya. Tentunya disesuaikan dengan nilai pagu anggaran, namun tetap memiliki varian menu yang baik, terpenuhi pemenuhan gizinya, serta higienis," kata Heru dikutip dari laman resmi Pemprov DKI Jakarta.
Heru menjelaskan, program MBG ini diarahkan untuk meningkatkan gizi anak, sekaligus memberdayakan pengelola kantin, komite sekolah, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta akan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional untuk pelaksanaan program MBG tersebut.
"Harapannya, program Makan Bergizi Gratis dapat meningkatkan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, ketahanan fisik, serta konsumsi yang aman dan bergizi untuk aset bangsa menuju Indonesia Emas 2045," kata Heru.
Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati mengungkapkan, penyediaan uji coba Makan Bergizi Gratis kali ini dilakukan bersama Perumda PAM Jaya. Makanan diberikan kepada seluruh siswa, mulai kelas satu sampai kelas enam.
"Penyedia MBG kali ini adalah BUMD PAM Jaya dengan harga Rp 25.000 per porsi, terdiri dari nasi, daging ayam, telur dadar, capcay, buah anggur, air mineral, serta pipilan jagung manis sebagai upaya pengenalan sumber karbohidrat selain nasi," kata Suharini.
Di samping itu, Suharini juga menjelaskan, hitungan total kalorinya adalah 450 ribu kalori per porsi. Sementara, kebutuhan kalori anak usia sekolah dasar berkisar 1.800 sampai dengan 2.100 kalori per hari.
"Sehingga nilai kalori saat sarapan berkisar 20% hingga 25 % dari total kebutuhan," kata Suharini.
BERITA TERKAIT: