Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Himapsi UP 45 Racik Resep Kesehatan Mental di Era Digital

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Sabtu, 13 Juli 2024, 00:51 WIB
Himapsi UP 45 Racik Resep Kesehatan Mental di Era Digital
Himapsi UP 45/Ist
rmol news logo Di tengah era digital yang penuh gejolak, masyarakat menghadapi kegelisahan akibat ketidakpastian politik dan ekonomi. Situasi ini berdampak signifikan pada kesehatan mental mereka, memicu stres, kecemasan, dan depresi. 

Menanggapi tantangan ini, Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himapsi) UP 45 mengambil langkah berani dengan mengadakan podcast "Kesehatan Mental di Era Digital" Minggu (7/7) lalu.

Ketua Himapsi UP 45, Satria Rahman Nasution mengungkapkan keprihatinannya dalam melihat gejolak tersebut. 

"Kami, sebagai mahasiswa, merasakan langsung dampak ketidakpastian ini. Inflasi, krisis ekonomi, dan kekhawatiran akan masa depan karir menjadi beban pikiran sehari-hari," kata Satria dalam keterangannya kepada redaksi, Jumat (12/7). 

Dia menambahkan bahwa dengan hadirnya podcast ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi masyarakat sehingga lebih mampu memahami bagaimana cara menjaga kesehatan mental di era digital.

Podcast ini hadir sebagai respons terhadap kegelisahan tersebut. Ketua pelaksana acara, Tegar Chandra Surya Perdana menjelaskan, keinginannya menciptakan ruang diskusi yang edukatif namun tetap ringan. 

Tujuannya agar mahasiswa dan masyarakat umum dapat memahami dan mampu mengatasi tantangan kesehatan mental di era ketidakpastian ini. 

“Kami menghadirkan narasumber  yaitu seorang Dosen Psikologi yang kredibel, berpengalaman dalam konseling dan pendampingan penyintas masalah kesehatan mental,” ungkap Chandra.

Acara tersebut menghadirkan Dosen Psikologi Kesehatan Mental, Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A. Dia memaparkan bagaimana Era digital dengan segala kemudahan dan kecanggihannya, membawa paradoks dalam bentuk ketidakpastian politik dan ekonomi. 

“Fenomena ini memicu konsekuensi serius bagi kesehatan mental masyarakat. Era digital membawa banyak perubahan pada kehidupan manusia, termasuk cara kita berinteraksi, bekerja, dan belajar. Perubahan ini juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental kita,” ujar Wahyu.

Namun, di balik tantangan ini, Wahyu melihat peluang era digital dalam menyongsong globalisasi.

"Era digital juga membuka akses luas terhadap informasi dan dukungan kesehatan mental. Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk saling mendukung dan mencari solusi bersama," jelasnya.

Beberapa strategi yang dibahas dalam podcast untuk menjaga kesehatan mental di era digital ini meliputi: Membatasi konsumsi berita dan media sosial yang memicu kecemasan. Aktif dalam kegiatan sosial dan komunitas untuk mengurangi isolasi. Memanfaatkan aplikasi kesehatan mental. Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, seperti pengembangan diri dan keterampilan. Tidak ragu mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Acara podcast ini mendapat sambutan positif dari peserta. "Podcast ini membuka mata saya bahwa saya tidak sendirian dalam menghadapi kecemasan ini. Saya merasa lebih berdaya sekarang," ungkap seorang mahasiswi.

Melalui edukasi kesehatan mental ini, mahasiswa tidak hanya belajar mengelola kegelisahan mereka, tetapi juga mempersiapkan diri menghadapi tantangan di dunia nyata. Mereka membuktikan bahwa di tengah ketidakpastian, masih ada harapan dan solidaritas yang bisa dibangun bersama.

Inisiatif Himapsi UP 45 ini menunjukkan bahwa generasi muda tidak pasif menghadapi ketidakpastian. 

Mereka aktif mencari solusi, memanfaatkan teknologi, dan membangun komunitas yang saling mendukung. Dengan demikian, mereka tidak hanya menantang ketidakpastian, tetapi juga mempersiapkan diri menjadi generasi yang tangguh dan resilient di era digital. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA