"Seluruh pecalang di Bali siap mengamankan wilayah masing-masing untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan yang mungkin terjadi saat berlangsungnya acara internasional itu," kata Ketua Pecalang Bali, I Made Mudra, lewat keterangan tertulisnya, Senin (20/5).
Para pecalang di 1.500 desa adat di Bali juga melakukan koordinasi dengan aparat keamanan, mulai dari TNI-Polri hingga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) agar acara bertaraf internasional ini berlangsung aman dan lancar.
"Sekecil apa pun informasi, harus kami sampaikan ke aparat keamanan, jajaran intelijen, atau BNPT untuk bisa dianalisis sedini mungkin supaya gangguan keamanan bisa diantisipasi," ujarnya.
I Made Mudra menegaskan, para pecalang dan masyarakat Bali sangat mengapresiasi dan mendukung berlangsungnya perhelatan WWF ke-10 di Pulau Dewata.
Sebab acara tersebut akan memberikan dampak yang sangat positif bagi Bali, terutama untuk sektor pariwisata.
"Pariwisata di Bali bisa menjadi lebih baik lagi dengan adanya acara-acara internasional seperti WWF tersebut," pungkas I Made Mudra.
WWF ke-10 menjadi perhelatan besar yang diselenggarakan di Bali pada tahun ini. Pertemuan pemimpin global ini membahas masalah air dan berupaya mencari solusi untuk meningkatkan pengelolaan air.
Sebagai hasilnya, forum ini akan mengeluarkan sebuah Ministerial Declaration yang akan diikuti dengan proyek-proyek, inisiatif, dan tindakan bersama yang nyata.
BERITA TERKAIT: