Di Aceh, tradisi suluk sudah lama dilakukan. Salah satunya di Dayah Darul Aman, Gampong Lampuuk Tungkop, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar.
Tahun ini, sebanyak 100 orang jamaah dari berbagai daerah di Aceh mengikuti ibadah suluk di Dayah Darul Aman. Bagi mereka, Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk menenangkan diri dan fokus mendekatkan diri kepada Allah.
"Suluk adalah salah satu jalan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT," kata pembimbing Suluk, Teungku Muhammad Iqbal atau karib disapa Abi Iqbal kepada
Kantor Berita RMOLAceh, Senin (18/3).
Selama mengikuti suluk, jamaah diajarkan untuk fokus kepada zikir dan doa, serta meninggalkan hal-hal duniawi untuk sementara waktu. Mereka juga diharuskan untuk menutupi kepalanya dengan kain untuk membantu mereka lebih khusyuk dalam berzikir.
"Menutup kepala ini mengingatkan kita pada Nabi Muhammad saat beliau bersuluk di Gua Hira," ujarnya
Selain itu, jamaah suluk juga dilarang memakan makanan yang berasal dari hewan berdarah dan makanan lezat. Mereka hanya diperkenankan menikmati sayur-sayuran.
"Semua itu dilakukan agar ibadah tidak terganggu oleh hal-hal lain yang melalaikan. Termasuk makanan," jelasnya.
Lama ibadah suluk berkisar antara 10 hari atau 20 hari. Bahkan, ada jamaah yang mengikuti ritual ini sejak awal Ramadan hingga Idulfitri.
Menariknya, mayoritas jamaah suluk di Dayah Darul Aman adalah dari kalangan perempuan atau umi-umi. Abi Iqbal menduga hal ini terjadi karena semakin tua usia seseorang, semakin besar pula rasa takutnya kepada Allah.
Namun, ibadah suluk tidak dibatasi usia. Siapa saja boleh mengikuti ibadah suluk ini terbuka untuk semua kalangan.
"Baik tua maupun muda," sebutnya.
Abi Iqbal mengatakan, hasil dari ritual suluk adalah agar seorang muslim mengurangi rasa cinta dunia dan gemar terhadap aktivitas yang mengantarkan diri ke akhirat.
"Dan yang tak kalah penting adalah menambah keyakinan dan ketakwaan kepada Allah dan Rasulullah Muhammad serta berkasih sayang antara sesama, saling berbagi dan mengenali saudara muslim yang lain,” ujarnya.
Bagi jamaah suluk, pengalaman mengikuti ritual ini di bulan Ramadhan menjadi momen spiritual yang tak terlupakan. Ketenangan dan kedekatan dengan Allah SWT menjadi hadiah terindah yang mereka dapatkan.
BERITA TERKAIT: