Hal itu disampaikan staf analisa alat dan mesin pertanian, Bidang Tanaman Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang, Dayus Assegaf.
Dia bertugas mendampingi program konversi itu sejak awal hingga sampai ke tangan petani.
"Ini baru pertama kalinya di Kabupaten Batang. Karena kuota terbatas, kami melakukan seleksi pada petani yang benar-benar membutuhkan," kata Dayus dikutip
Kantor Berita RMOLJateng, Minggu (5/11).
Dia memastikan bahwa pembagian pompa air BBG itu merata untuk seluruh Kecamatan. Lalu para penerima harus memenuhi syarat mutlak yaitu memiliki kartu tani, KK, sertifikat lahan, KTP, serta pompa air lama berbahan BBM.
Dayus mengungkapkan bahwa bantuan itu datang di saat yang tepat. Sebab dalam dua bulan ini, banyak lahan pertanian di Kabupaten Batang yang kekeringan.
Ditambah lagi, mayoritas sumber air di Kabupaten Batang berada di bawah permukaan lahan pertanian. Ketika air di saluran irigasi kering, maka satu-satunya cara adalah memompa agar air naik ke lahan pertanian.
"Cuaca sekarang tidak bisa diprediksi. Ini kan El Nino dan katanya kekeringan 3-4 bulan masih kering. Kalaupun hujan belum tentu deras atau debit kecil," jelasnya.
Dayus menyebut bahwa kondisi lahan pertanian yang mengalami kekeringan lebih banyak di wilayah Pantura. Mulai dari Kecamatan Warungasem (Batang paling barat) hingga Kecamatan Gringsing (Batang paling timur).
Pihaknya mengakui bahwa idealnya seluruh petani saat ini punya Pompa Air BBG. Sebab bisa mengirit biaya operasional petani.
Untuk Kabupaten Batang, saat ini jumlah petani mencapai 70 ribu. Lalu lahan sawah dilindungi mencapai 15 ribu hektare dan lahan pertanian lainnya 20 ribu hektare.
Pada musim kemarau saat ini, menurut dia, sekitar 30 persen lahan pertanian dalam kondisi kekeringan.
"Katanya kalau pakai pompa air BBM, satu liter bisa dua jam. Kalau BBG satu jam bisa 3-4 jam,
cost-nya rendah," jelasnya lagi.
Dayus merasa berterima kasih pada Kementerian ESDM, anggota DPR RI Komisi VII serta Pertamina Patra Niaga yang melaksanakan program itu. Khususnya pihak Pertamina yang mengawal sejak sosialisasi komunikasi hingga sampai ke Petani.
"Saya dengar nantinya akan ada 7 kios BBG yang akan diberikan kuota khusus untuk petani. Agar tidak mengganggu stok untuk rumah tangga," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: