Diberitakan
Kantor Berita RMOLSumsel, karhutla terjadi di OKI, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, serta beberapa wilayah lain. Imbasnya, kabut asap mengepul di beberapa daerah, salah satunya di Palembang.
Salah satu warga di Pakjo Palembang, Aldi menyebutkan, kabut asap terasa sejak berapa hari terakhir, khususnya pada malam hari.
"Memang tidak terlalu pekat, tapi terasa saat menghirup udara," kata Aldi kepada
Kantor Berita RMOLSumsel, Rabu (30/8).
Dia pun khawatir kabut asap ini akan semakin parah jika tidak segera ditangani. "Semoga saja kemarau ini tidak terlalu lama, sehingga kabut asap tidak semakin parah," harapnya.
Beberapa waktu lalu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan (Sumsel), Wandayantolis menyebutkan, kualitas udara di Palembang berdasarkan tingkat konsentrasi selama 24 jam masih di bawah ambang batas.
Menurutnya, kualitas udara di Palembang pagi hari mengalami konsentrasi di level cukup tinggi ketimbang di siang hari yang levelnya menengah sejak musim kemarau panjang.
Meski begitu, ia belum dapat memastikan kualitas udara itu dipengaruhi partikel debu atau partikel sisa karhutla.
"Jika memerhatikan arah angin dari timuran, di mana saat ini laporan karhutla meluas dari arah OKI dan sekitarnya, ada kemungkinan partikel-partikel asap terbawa ke arah palembang dan terukur pada alat Pm2.5 di Palembang," kata Wandayantolis.
BERITA TERKAIT: