Karnaval Merdeka Belajar yang melibatkan pelaku seni, pegiat budaya, pemerhati pendidikan, hingga pelajar itu mengusung filosofi trilogi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara, yaitu Handaya Karsa Hambangun Tuladha yang bermakna momentum kebersamaan di ruang publik.
“Mereka mempraktikkan ilmu pengetahuan ke khazanah lokal dan adat-istiadat. Ada persinggungan di situ (pendidikan dan budaya) yang mengartikan budaya sebagai karya intelektual,” kata Direktur Pusat Studi Sosio-Budaya Nusantara Universitas Nasional (Unas), Iskandarsyah Siregar, Rabu (31/5).
Iskandarsyah melanjutkan, melalui Karnaval Merdeka Belajar masyarakat diajak memahami hasil pendidikan mewariskan sisi positif ke depannya, salah satunya karya budaya.
“Karnaval Merdeka Belajar seperti festival penyemangat untuk masyarakat supaya tidak lelah belajar untuk keberlangsungan masa depan bangsa,” lanjut Iskandarsyah.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid menilai kreativitas budaya punya andil besar terhadap terwujudnya Merdeka Belajar yang diinisiasi pemerintah.
Dari karya budaya, bisa lahir bakat, minat, dan potensi setiap orang yang berkaitan dengan sasaran Merdeka Belajar.
BERITA TERKAIT: