Pakar Maritim, Ketut Sudiarta mengatakan, di lokasi tersebut bisa meminimalisir kerusakan lingkungan, sekaligus menata kawasan pantai agar lebih bernilai ekonomi dan mempertahankan kelestarian budaya.
“Saya pertaruhkan reputasi keilmuan saya, di situlah lokasi yang paling cocok dari sisi ekologi, tidak merusak terumbu karang. Karena di area dredging tidak ada terumbu karang,†kata Ketut kepada wartawan, Jumat (28/4).
Menurutnya, pembangunan Tersus LNG Sidakarya tidak bisa berdiri sendiri tanpa menata kawasan sekitarnya. Oleh karenanya, pembangunan Tersus LNG Sidakarya terintegrasi dengan penataan kawasan yang meliputi kawasan Intaran, Serangan, dan Sidakarya.
“Bahkan (proyek tersebut) termasuk membantu menata kawasan banjir Kota Denpasar, di daerah Renon yang terjadi pendangkalan karena pasir dan sampah. Meski ada embung di Sanur, tetap butuh normalisasi,†jelasnya.
Selain itu, konsep pembangunan tersus LNG Sidakarya akan bisa melibatkan ekonomi warga lewat kepemilikan saham dari badan usaha desa sekitar lokasi.
“Ini model privat
partnership plus community yang bisa dicontoh di tempat lain,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: