Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pengikut Abu Peuleukung yang menganut tarekat Syattariyah menunaikan ibadah puasa lebih cepat dari masyarakat umum.
Pengikut Abu Peuleukung melakukan penentuan awal Ramadan berdasarkan musyawarah dan hasil hisab para teungku dayah. Mereka tidak berpatokan pada penetapan resmi Pemerintah.
"Ya, kami sudah berpuasa dari kemarin, jadwal sudah tertulis. Kalau di sini disebutnya puasa tuha Pengikut Habib Muda Seunagan," kata Andi salah satu warga di Kecamatan Seunangan, Nagan Raya kepada
Kantor Berita RMOLAceh, via sambungan seluler, Rabu (22/3).
Menurut Andi, puasa lebih awal lumrah terjadi di sebagian masyarakat Nagan Raya. Bahkan ada pengikut Abu Peuleukung di beberapa daerah selain Nagan Raya, juga melaksanakan puasa lebih awal.
"Seunagan itu tempat tinggal Habib Muda dahulu dan saat ini generasi pengikut Habib tersebar di seluruh Nagan, bahkan ke daerah lain di Aceh," ujar Andi.
Lebih lanjut Andi menjelaskan, pengikut Abu Peuleukung akan berpuasa selama 30 jari dan lebaran lebih awal. Andi juga mengajak seluruh masyarakat untuk menghargai dan menghormati keberagaman, meskipun ada perbedaan saat menentukan Ramadan.
"Mari menunaikan ibadah bulan puasa dengan penuh kekhusyukan, saling berlomba dalam meraih keberkahan sampai akhirnya kita semua meraih kemenangan," tandasnya.
BERITA TERKAIT: