Direktur Eksekutif Indonesia Resilience, Hari Akbar Apriawan, mengatakan, ketika memilih merelokasi warga, otomatis memutuskan rantai perekonomian warga.
"Dalam konteks bencana, kita tidak bisa memindahkan masyarakat. Ketika harus relokasi, imbasnya tentu pada masalah ekonomi, tempat tinggal, budaya, dan lain-lain," katanya, lewat keterangan tertulis, Minggu (12/3).
Dia berharap kebakaran di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang dapat menjadi titik balik membangun kesadaran kolektif, terutama memastikan sistem bisnis berkelanjutan di perusahaan-perusahaan yang memiliki risiko tinggi.
"Perusahaan perlu melakukan investigasi dan audit internal atas kejadian itu," tegasnya.
Pemerintah daerah juga diminta membangun kesadaran tanggap bencana yang partisipatif dan responsif di lingkungan industri berisiko tinggi, terutama terkait pencegahan dan mitigasi bencana.
BERITA TERKAIT: