"Influencer punya tanggung jawab moril untuk membangun dan meningkatkan citra Polri. Sebab, dengan diamnya influencer, maka konten-konten negatif terkait kepolisian bisa tumbuh secara massif," kata Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia, Fonda Tangguh dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/2).
Karena itu, bagi Fonda, melawan konten negatif atau meluruskan konten buruk kepolisian menjadi keharusan bagi para influencer. Menurutnya, para pemberi pengaruh di sosial media tersebut, cukup menentukan pembentukan opini dan persepsi tentang kepolisian.
"Influencer ini sangat penting. Mereka membentuk opini dan persepsi tentang Polri di sosial media. Karena itu, mulai sekarang, saya meminta teman-teman influencer dapat membantu meningkatkan citra kepolisian. Masih banyak anggota Polri yang memilih hidup sederhana, tidak mau melanggar etik dan mengorbankan prinsip dalam mencari kekayaan," jelas dia.
Fonda justru berharap para influencer bisa membagikan informasi yang lebih berimbang terkait hidup mayoritas anggota Polri yang sederhana dan menjunjung tinggi etika kepolisian. Dirinya menegaskan bahwa tidak semua anggota Polisi bermasalah.
Senada, Kasubag Diseminasi Informasi Humas Polri, AKBP Fauzan Arianto menyadari kekuatan media sosial yang dipelopori para influencer ini, sangat mempengaruhi opini publik.
Karena itu, saat ini Polri terus mengupayakan efektifitas pelayanan pengaduan di media sosial dengan memberikan tanggapan secara langsung.
"(Supaya tidak berkembang menjadi opini yang buruk) Kami berupaya melayani merespon cepat isu-isu yang ada di media sosial," tutur dia.
Terkini, kata Fauzan, Polri tengah mengadakan Hoegeng Awards sebagai upaya untuk menjaring dan mempublikasikan anggota Polri yang dinilai bersikap baik dan profesional.
Hoegeng Awards menjadi materi kampanye langsung untuk menjawab opini dan citra negatif yang masih berkembang.
BERITA TERKAIT: