"Semua keputusan saya kembalikan ke pemkot," kata Taufiq dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (28/6).
Taufiq sedikit menyesalkan tindakan Pemkot Surabaya yang langsung melakukan aksi tanpa adanya koordinasi terlebih dahulu.
"Enggak ada (koordinasi). Belum ada pertemuan," jelasnya.
Namun, ia tak menyangkal bila sebelumnya telah melakukan mediasi dengan GA Ansor.
"Iya betul. Saya enggak tahu kalau memang disegel. Saya cuma baca berita online saja," ujarnya.
Saat disinggung ada berapa cabang Holywings di Surabaya yang disegel, dia menjawab tiga cabang.
"Saya enggak tahu kalau ada penyegelan, tahu-tahu ini tadi," katanya.
Padahal, sebelumnya sudah ada permintaan maaf dari manajemen.
"Sudah. Terbuka dan dilayangkan. Saya berharap semoga ini akan cepat berlalu. Kondisi pandemi kemarin kita juga sudah mulai surut. Mau naik lagi tapi dipaksa harus surut lagi. Saya juga gak bisa menerka-nerka gitu," keluhnya.
Taufiq menambahkan, akibat dari penghentian operasional 3 otlet Holywings tersebut, sedikitnya ada 90 karyawan yang terpaksa menganggur.
"Kalau memang tiga outlet itu harus disegel ya berarti nasibnya sama," pungkasnya.