Mantan Menteri Sosial itu bahkan mengusulkan kepada Lembaga Pembeayaan Eksport Indonesia (LPEI) agar desa tersebut dijadikan desa devisa.
Pasalnya, selain diminati pasar domestik, manik-manik buatan desa tersebut juga telah mampu menembus pasar di negara-negara Benua Asia, Afrika dan Eropa.
Di Desa Plumbon Gambang sendiri terdapat 125 unit pengusaha manik manik, dengan pekerja 1.200 orang yang berasal dari masyarakat sekitar, baik perempuan maupun laki-laki.
"Desa ini punya keunikan dan sangat otentik. Produk yang dihasilkan terbukti diminati pasar Asia dan Eropa sehingga sangat memenuhi syarat menjadi Desa Devisa yang tengah kita usulkan," kata Khofifah seperti diberitakan
Kantor Berita RMOL Jatim, Minggu (13/2).
Gubernur Khofifah telah meninjau dua lokasi desa devisa, yakni Sentra Batik Tenun Gedog Tuban serta Sentra kain dan sarung Tenun Wedani Gresik.
Desa Devisa sendiri merupakan program pendampingan yang digagas Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development). Program Desa Devisa memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya.
Dengan beberapa kriteria yang dijadikan asesmen oleh LPEI, Khofifah menyebut Kampung Manik-Manik di Jombang ini telah memenuhi keseluruhannya.
"Yang pertama adalah produk milik sendiri bukan karya orang lain yang diperjual belikan ditempatnya. Lalu punya keunikan, punya pasar ekspor, dilakukan oleh banyak orang di satu desa didukung kelembagaan kelompok. Saya rasa ini sudah memenuhi kriteria itu," ucap Khofifah.
Usai melihat secara langsung mulai dari proses pembuatan hingga penjualan di toko yang ada ditempat yang sama, Khofifah optimistis Desa Plumbon Gambang bisa menjadi desa devisa.
"Kita memang harus
hunting untuk menemukan desa-desa mana di Jatim yang potensial dijadikan desa devisa. Kami turun dan melakukan asesmen sendiri, tapi tentu saja yang menentukan tetap LPEI," jelasnya.
BERITA TERKAIT: