Sejak berdiri hingga kini, YPA-MDR telah membina 111 sekolah dengan jumlah guru sebanyak 1.622 dan siswa mencapai 23.856 yang tersebar di 13 kabupaten di sejumlah provinsi, seperti Lampung, Sumatra, Jawa, Kalimantan Tengah hingga NTT.
Demikian disampaikan Sekretaris Pengurus YPA-MDR yakni Wedijanto Widarso dalam Seminar Pendidikan yang bertajuk "Implementasi Merdeka Belajar dalam Pembelajaran di Kelas" pada akhir pekan ini (Sabtu, 27/11). Pada kesempatan tersebut, hadir pula Bupati Kupang Drs. Korinus Masneno.
"YPA-MDR secara konsisten berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi NTT khusunya Kabupaten Kupang dan Rote Ndao dengan memberikan program pembinaan unggulan seperti Pelatihan manajemen Sekolah, penyusunan Silabus dan RPP, Penyusunan PTK, Pembinaan GASING, Karakter, Guru Muda Garda Depan (GMGD), pelestarian seni budaya Tenun dan Pemenuhan perangkat digitalisasi di sekolah," kata Wedijanto, sebagaimana keterangan yang diterima redaksi.
Ditegaskan Wedijanto Widarso, YPA-MDR berkomitmen untuk terus mendorong dan memfasilitasi guru di bidang penyusunan karya tulis ilmiah, penelitian pendidikan dan karya inovasi pembelajaran.Â
Selama tiga tahun terakhir, sambungnya, YPA-MDR telah menghasilkan ratusan karya tulis ilmiah dari para guru binaan, baik berupa PTK dan karya Inobel. Beberapa diantaranya bahkan telah memenangkan Lomba Innovasi Guru PT Astra International Tbk - Kemdikbudristek dan Lomba Inobel Guru di tingkat Nasional yang diselenggarakan setiap tahun.
"Karya-karya tulis ilmiah ini ditindaklanjuti dengan penerbitan melalui Media Jurnal Ilmiah yang dikelola bekerjasama dengan UKSW di area Jawa dan UNDANA di area NTT," ungkapnya.
"YPA-MDR berharap para guru akan terus menggali cara-cara yang inovatif dalam mengajar dengan mendayagunakan pengalaman di lingkungannya," sambung Wedijanto Widarso.
Bagi para peserta yang telah mendapatkan wawasan dan pengalaman baru, YPA-MDR berpesan agar mengimplementasikan ilmunya tersebut dalam pembelajaran di sekolah masing-masing.
"Apabila terdukung oleh fasilitas dan kesempatan yang baik. Di era milenium tuntutan pembelajaran terus berubah ke arah pembelajaran yang semakin variatif, kreatif, intensif serta efektif dan efisien," tambahnya.
YPA-MDR juga meminta kepada para guru binaan untuk terus belajar mengikuti perkembangan zaman.
"Para guru juga harus terus belajar untuk dapat memanfaatkan perangkat teknologi multimedia untuk dapat membangun pendidikan yang berwawasan global. Abad ke-21 adalah abad digitalisasi, karena itu kemampuan guru dalam mengaplikasikan teknologi digital dalam pembelajaran merupakan keharusan untuk dapat tetap eksis dalam pendidikan era milenium," ujar Wedijanto Widarso.
Tak lupa, YPA-MDR juga mengapresiasi dukungan jajaran Pemerintah Daerah dalam melakukan program-program pembinaan dan pendampingan, khususnya peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif melalui berbagai kesempatan seperti forum Seminar saat ini.Â
"Dan untuk selanjutnya dimungkinkan kolaborasi dan sinergi dalam pemberdayaan para guru untuk menjadi 'Guru Penggerak' untuk dapat mengimbaskan pembinaan kepada sekolah-sekolah non-binaan dan juga program “Kampus Merdeka†dalam upaya mewujudkan Merdeka Belajar di NTT," tutupnya.
BERITA TERKAIT: