"Kota Pekalongan dalam status tanggap darurat bencana banjir terhitung mulai kemarin, 7 Februari 2021 hingga 20 Februari 2021 dan sudah kami terbitkan melalui SK," kata Walikota Pekalongan, Saelany Machfudz diberitakan
Kantor Berita ROLJateng, Senin (8/2).
Didampingi Wakil Walikota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid dan jajaran Forkopimda, ia sempat mengunjungi salah satu pengungsian di Masjid Al-Karomah,Kecamatan Pekalongan Barat.
Saelany menyatakan, bencana banjir terjadi di 22 kelurahan dari 27 kelurahan di Kota Pekalongan. Akibatnya, 2.882 orang mengungsi di 43 titik pengungsian.
Sementara untuk warga yang terdampak banjir, namun tidak mengungsi tecatat 14 ribu jiwa. "Kondisi tadi pagi terpantau air belum surut dan masih kembali naik," ujarnya.
Sebanyak 60 dapur umum juga telah berdiri, baik yang didirikan oleh Dinsos-P2KB, maupun koordinasi dengan TNI, Polri, Brimob bersama Komunitas Pekalongan Tanggap, ditambah dapur umum yang didirikan secara mandiri oleh masyarakat setempat.
Pihaknya pun menyiapkan anggaran dana cadangan sebesar Rp 1,5 milliar. Dana itu diprioritaskan dalam penanganan masalah keselamatan jiwa (proses evakuasi), kesehatan maupun konsumsi bagi para pengungsi dan warga terdampak banjir.
Dana cadangan itu semula sebanyak Rp 3 miliar yang juga dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19 dan
refocussing lainnya.
BERITA TERKAIT: