Salah satu warga, Andri Lukitiyas mengatakan, penolakan yang dilakukan oleh pihaknya merupakan reaksi atas tidak adanya sosialisasi terkait hotel yang dijadikan ruang isolasi.
Hal tersebut, lanjut Andri, membuat warga sekitar merasa ketakutan.
"Karena tidak ada sosialisasi dan edukasi, ini yang membuat kami seperti ini. Kami hanya mendengar dan mengakomodir suara warga yang takut dengan corona. Menurut saya simpel, sosialisasi dan edukasi dulu ke warga itu harus lebih baik," kata Andri di Kota Bandung, Kamis (28/1), dikutip
Kantor Berita RMOLJabar.
Andri menegaskan, Pemkot Bandung maupun pejabat setempat harus lebih banyak melakukan edukasi dan sosialisi secara menyeluruh. Agar warga tidak mengalami kepanikan dan ketakutan yang berlebih.
"Kami tidak tahu,
ujug-ujug ada kumpul, mau jadi tempat pasien gitu saja. Harusnya ada sosialisasi edukasi menurut saya gitu, dan itu tidak ada," tegasnya.
"Tidak ada (sosialisasi) dari pihak hotel, kelurahan, camat, rumah sakit, siapkan APD, bahkan karyawannya pun diliburkan atau apapun lah tidak ada," imbuh Andri.
Apalagi, lanjut Andri, tempat tinggal warga dan hotel berjarak sangat dekat. Selain itu, tepat di belakang hotel juga terdapat fasilitas olahraga yang kerap dipakai oleh warga.
Sehingga, hal tersebut membuat warga setempat cemas karena takut terpapar Covid-19.
"Jarak itu sangat rapat sekali dengan warga ada di belakang ada lapangan yang benar-benar aktif ada yang olahraga segala macem eh sampingnya wilayah hotel gitu, itu yang buat kami keberatan. Otomatis semua menentang kami hanya takut," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: