Kegiatan ini anntinya akan dilakukan hingga 19 November di Yogyakarta.
Penyelenggaraan TTX dan TFG bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait ancaman dan risiko melalui sistem informasi dan komunikasi, termasuk peringatan dini. Selain itu juga untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan terkait sistem penanggulangan kedaruratan bencana yang melibatkan multipihak dalam mengantisipasi dampak skenario terburuk erupsi Gunung Merapi.
Latihan ini juga bertujuan untuk mendapatkan masukan terhadap draf rencana kontingensi dan rencana operasi dan prosedur tetap yang disusun daerah terkait, khususnya saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.
“Empat target dari latihan ini yakni mencegah terjadinya korban jiwa atau
zero victim, kemudian sesedikit mungkin warga yang terdampak, meminimakan dampak ekonomi maupun infrastruktur,†ucap Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), B. Wisnu Widjaja di Yogyakarta.
Adapun dalam menyikapi potensi ancaman bahaya, Kepala Pelaksana BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Biwara Yuswantana menyebut ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan.
“Ini menjadi pertimbangan, apakah yang direncanakan dengan baik dalam TTX dan TFG ini dapat betul-betul meng-
cover kondisi yang mungkin terjadi,†ujar Biwara.
Latihan geladi ruang ini merupakan tindak lanjut salah satu arahan Presiden Joko Widodo dalam Rakornas Penanggulangan Bencana 2020, yakni seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi untuk upaya pencegahan, mitigasi, dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Wisnu menambahkan, setiap gubernur, bupati, walikota harus segera menyusun rencana kontingensi termasuk penyediaan sarana dan prasarana kesiapsiagaan, khususnya menyikapi situasi Merapi saat ini.
“Dalam hal ini BNPB bersama dengan Pemprov Jateng dan Pemda Yogyakarta serta kabupaten menyelenggarakan latihan geladi ruang atau
tabletop exercise ini,†ujar Wisnu.
Urgensi kesiapsiagaan ini merespon kenaikan status vulkanik Gunung Merapi yang terus meningkat. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status vulkanik dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga) pada 5 November 2020. Meskipun potensi bahaya tidak sebesar tahun 2010 lalu, potensi bahaya yang patut diwaspadai yaitu rantai penularan virus SARS-CoV2.
BERITA TERKAIT: