Selain Karena Pandemi, Mandeknya Tol Cisumdawu Bikin BIJB Kertajati Makin Sepi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 06 November 2020, 18:36 WIB
Selain Karena Pandemi, Mandeknya Tol Cisumdawu Bikin BIJB Kertajati Makin Sepi
BIJB Kertajati semakin terpuruk akibat akses yang masih belum optimal dibanding bandara-bandara terdekat lainnya/Net
rmol news logo Transportasi udara menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Seperti yang dialami Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, di mana intensitas terus penerbangan mengalami penurunan.

Selain karena pandemi, persoalan lain yang juga memicu sepinya BIJB Kertajati adalah belum rampungnya pembangunan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan). Hal tersebut perlu menjadi perhatian berbagai pihak agar intensitas penerbangan BIJB kembali meningkat.

Demikian diungkapkan Direktur Utama PT BIJB, Salahudin Rafi, dalam keterangannya yang diterima Kantor Berita RMOLJabar, Jumat (6/11).

"Kenapa Tol Cisumdawu? Bandara itu punya daerah cakupan, namanya Catchment Area. Nah catchment Bandara Kertajati itu dari Karawang ke Kertajati, Jawa Tengah bagian Barat ke Kertajati. Sama halnya Bandung. Itu demand-nya 6,5 juta penumpang per tahun," jelas Rafi.

Rafi menambahkan, akses dari dan menuju bandara adalah aspek yang sangat dipertimbangkan wisatawan maupun masyarakat umum dalam bepergian atau melakukan pekerjaan dinas luar kota. Sehingga, bandara yang akses perjalanannya tidak memakan waktu lama yang akan banyak dipilih.

"Akses ke Bandara Kertajati itu di atas 90 menit. Sehingga penumpang masih memilih bandara lain. Dari 6,5 juta per tahun, 4 jutanya masih ke Bandara Husein (Sastranegara); 1,2 juta ke Bandara Soekarno Hatta; dan lainnya ke Bandara Halim," beber Rafi.

"Rumusnya di situ, tidak ada Covid-19 pun bangkitnya tidak seperti yang diharapkan," tegasnya.

Padahal, Rafi menjelaskan, trafik BIJB Kertajati pada awal 2020 sempat mencapai 22 penerbangan per hari. Rinciannya adalah 11 untuk keberangkatan dan 11 kedatangan.

Angkutan cargo pun rata-rata 6 sampai 8 ton per hari. Ditambah dua pemberangkatan internasional, yakni Kertajati-Malaysia-Jeddah dan sebaliknya.

"Sudah jalan. Begitu 16 April saat pemerintah menerapkan pandemi, Kemenhub melakukan pembatasan (lockdown), dan segala macam dari April sampai sekarang, turun. Namun, diprediksi kita hingga akhir tahun," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA