Perkenalkan Prototipe Mobil Otonom, ITS Punya 2 Target Pengembangan I-Car

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 18 Agustus 2020, 16:37 WIB
Perkenalkan Prototipe Mobil Otonom, ITS Punya 2 Target Pengembangan I-Car
ITS akan terus mengembangkan prototipe mobil otonom karya mereka/Istimewa
rmol news logo Teknologi mobil otonom atau mobil tanpa sopir bukan barang baru bagi para ahli asal Indonesia. Bahkan perkembangan teknologi ini terus dilakukan sejumlah pihak di tanah air.

Seperti yang terlihat saat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar soft launching karya terbarunya berupa mobil listrik pintar yang diberi nama Intelligent Car (i-Car) ITS.

Seusai diluncurkan, Walikota Surabaya Tri Rismaharini bersama Rektor ITS Mochamad Ashari langsung menjajal mobil tanpa sopir tersebut dengan mengelilingi Taman Alumni ITS.

Risma mengaku sangat bahagia dan bangga dengan karya-karya ITS.

Sebab, dia sudah membuktikannya sendiri hasil karya ITS yaitu sepeda motor listrik bernama Gesits.

Bahkan, ketika datang ke ITS untuk menghadiri soft launching itu, ia menggunakan Gesits dari Balai Kota Surabaya ke ITS.

“Setiap Sabtu dan Minggu saya juga gunakan itu (Gesits) mulai dari pagi untuk keliling Surabaya sampai baterenya habis. Sebetulnya saya juga pernah punya sepeda motor listrik sebelumnya, tapi memang tidak setangguh Gesits ini, jadi saya sangat bangga sekali dengan ITS,” kata Risma dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Senin (17/8).

Makanya, dia pun sangat yakin bahwa ITS akan bisa mengembangkankan teknologi mobil tanpa sopir ini ke depannya.

Apalagi, awalnya dia lihat mobil semacam itu di Silicon Valley, Amerika Serikat. Kala itu, ia sudah yakin dan percaya bahwa suatu saat nanti ITS akan bisa menciptakan mobil semacam itu.

“Ternyata, sekarang ITS bisa menciptakan itu,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS, Bambang Pramujati menjelaskan, i-Car merupakan prototipe mobil listrik otonom. Yaitu mobil listrik yang dapat berjalan sendiri tanpa pengemudi dengan bantuan kombinasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Internet of Things (IoT).

Hal ini memungkinkan mobil pintar tersebut membantu pengemudi mengenali potensi bahaya, mencegah tabrakan, dan mengurangi risiko kecelakaan, serta mampu mengoptimalkan tenaga dari penggerak motor listrik.

Dijelaskannya, i-Car saat ini memang berbasis mobil golf karena bentuknya yang relatif sederhana, sehingga dapat dimodifikasi dengan mudah.

“i-Car dilengkapi dengan berbagai sensor mulai dari pemanfaatan GPS (Global Positioning System) dengan ketelitian tinggi serta sensor LiDAR (Light RADAR),” papar Bambang.

Kedua sensor tersebut kemudian digabungkan dengan kamera beresolusi tinggi untuk digunakan dalam pengumpulan data sebagai bagian dari big data analysis yang selanjutnya diproses oleh komputer berspesifikasi tinggi yang tertanam di dalam mobil.

"Dengan sensor-sensor tersebut, mobil pintar i-Car dapat berfungsi secara otonom," jelasnya.

“Nantinya mobil ini akan dijadikan mobil komuter di dalam area kampus. Mahasiswa dapat pergi dari satu halte ke halte yang lainnya menggunakan mobil ini yang dipanggil dari aplikasi i-Car,” imbuh dosen Departemen Teknik Mesin ini.

Bambang juga menuturkan, i-Car ITS dikategorikan berada antara level 3 dan 4 berdasarkan United States National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) dan Society of Automotive Engineers (SAE) Autonomous Driving Grading Standard.

Hal tersebut terlihat pada pengemudian (driving operation) dan pengenalan lingkungan berbasis sistem, serta otomatisasi yang telah berada di antara level kondisional dan optimal.

Selain itu, steering wheel (roda kemudi) juga sengaja masih dipasang dalam rangka memenuhi regulasi keamanan.

"Ketika steering wheel dipegang, kendali otomatis beralih pada penumpang dan berubah menjadi manual dalam kondisi darurat yang mungkin terjadi di jalan,” imbuhnya.

Usai soft launching ini, menurut Bambang, i-Car akan terus dikembangkan untuk mencapai target berikutnya.

Target yang dimaksud ialah merealisasikan produk inovasi teknologi hasil penelitian yang berdampak besar (high impact) bagi masyarakat melalui i-Car dengan versi yang lebih sempurna.

“Pada bulan November, i-Car tidak akan berbentuk mobil golf lagi. Kami akan merancang sasis dan body mobil sendiri, sehingga siap difungsikan pada November,” bebernya.

Selanjutnya, target kedua ITS adalah memperkuat sinergi antara peneliti di ITS dengan Pusat Penelitian dan Pusat Kajian, Pusat Unggulan Inovasi (PUI), serta kawasan saintek (Science Techno Park/STP), sehingga dapat merealisasikan teknologi tinggi yang siap diinkubasi dan dimanfaatkan.

“Jadi, ini akan terus kami kembangkan,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA