PANDEMIK COVID-19

Jangan Langsung Kaget, Kasus Bertambah Banyak Karena Jumlah Pemeriksaan Tinggi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Senin, 15 Juni 2020, 14:53 WIB
Jangan Langsung Kaget, Kasus Bertambah Banyak Karena Jumlah Pemeriksaan Tinggi
Anggota tim pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 bidang Epidemiologi dan Data, Dewi Nur Aisyah/RMOL
rmol news logo Pertambahan kasus positif virus corona baru atau Covid-19 yang setiap harinya melonjak tinggi disebabkan pemeriksaan spesimen per harinya semakin bertambah banyak.

Begitulah yang dikatakan anggota tim pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 bidang Epidemiologi dan Data, Dewi Nur Aisyah, dalam sebuah diskusi, di Gedung Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (15/6).

"Yang paling mudah, kita lihat sekarang adalah penambahan jumlah kasus positif bertambah tinggi, karena memang jumlah pemeriksaan pun bertambah tinggi," ungkap Dewi saat memaparkan.

Dewi menerangkan persoalan tambahan positif baru yang melonjak tinggi ini mulai ramai diperbincangkan publik. Katanya, banyak yang bertanya keterkaitan antara angka kasus positif di Indonesia yang semakin tinggi setiap harinya, dengan klaim pemerintah yang menyebutkan bahwa kondisi pandemik Covid-19 sudah bisa tertangani dengan baik.

"Kita jangan melihat bulat angka di depan mata. Misalnya jumlah kasus positif, ini karena harus kita lihat lagi, kita bandingkan berdasarkan apa nih. Kasus positif yang katanya sekarang tiba-tiba kok makin naik, katanya kita sekarang lebih baik, zona kuning lebih banyak, kok malah makin naik," katanya.

Oleh karena itu, dia meluruskan pandangan tersebut dengan membandingkan data per Minggu kemarin (14/6) kemarin dengan data Minggu pekan lalu (7/6).

Dewi menyebutkan, data per Minggu kemarin jumlah spesimen yang diperiksa adalah sebanyak 18.760 sampel Covid-19 dalam satu hari, baik yang diperiksa dengan metode RT-PCR di 110 laboratorium, di 82 laboratorium, serta 222 laboratorium jejaring.

Sementara, pada data per Minggu pekan lalu pemerintah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 11.924 sampel Covid-19 di 103 laboratorium RT-PCR, di 68 laboratorium TCM, dan 195 laboratorium jejaring.

"Di awal kan kita punya target pemeriksaan 10.000 per hari. Sekarang, naik jadi 20 ribu per hari. Jadi, ketika mencapai dua puluh ribu perhari, maka pasti kita juga akan melihat lonjakan jumlah kasus positifnya," jelas Dewi.

Salah satu indikator kenaikan kasus positif ini, terang Dewi, adalah positivity rate Covid-19, atau persentase dari perbandingan jumlah seluruh hasil tes positif dan jumlah spesimen yang diperiksa.

Jika melihat data positivity rate 7 Juni berada di angka 11,6 persen. Artinya, dari 100 persen tes Covid-19 hanya 11,6 persen yang menunjukkan hasil positif. Sementara, pada data 14 Juni kemarin, positivity rate masih berada dikisaran 11,9 persen. Karena itu Dewi menegaskan pertambahan kasus positof tidak begitu tinggi.

"Kalau jumlahnya kurang lebih sama, berarti kan tidak ada perbedaan walaupun angkanya bertambah besar. Tapi kalau misalnya ternyata angka tinggi tapi jumlah pemeriksaan juga tinggi. Jadi, ketika melihat angka, jangan langsung kaget," tutur Dewi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA