Dalam pelaksanaannya di lapangan, terdapat sejumlah koreksi atas data penerima bantuan. Hal ini juga merupakan bagian dari peningkatan kualitas data di Jakarta, sehingga ke depan data penerima bantuan lebih mutakhir dan tepat sasaran.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, proses pendistribusian saat ini masih berjalan. Dengan target penerima bantuan sebanyak 1,2 juta Kepala Keluarga, tidak menutup kemungkinan terdapat data penerima yang tidak tepat sasaran.
"Kalau ada kekeliruan, kita akan lakukan koreksi terus-menerus. Dari 1,2 juta, ketemu 1, 2, 3 (yang tidak tepat sasaran), pasti. Jadi, tidak usah ditutup-tutupi. Ini bagian juga dari kita meningkatkan kualitas data," ungkap Anies saat konferensi pers di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (22/4).
Anies menyampaikan, saat ini telah tersedia Standar Operasional Prosedur (SOP) atau protap pelaksanaan bagi Lurah dan RW. Ketika menemukan ketidaksesuaian penerima bantuan sosial pada saat pelaksanaan di lapangan, maka sesuai protap akan langsung dilakukan koreksi secara tertulis melalui berita acara oleh RW setempat.
Lalu, dilakukan pengembalian bantuan sosial dan akan dilakukan pembaruan data sehingga bantuan sosial lebih tepat sasaran.
"Pada saat datang ke lapangan, yang menyatakan butuh jauh lebih banyak daripada yang ada di dalam daftar. Kenapa itu terjadi? Karena banyak yang sekarang tidak memiliki pekerjaan," jelas Anies.
"Di sini bagian kita memastikan mereka yang miskin baru masuk di dalam data yang di-
update. Sehingga, pada distribusi berikutnya mereka akan mendapatkan bantuan juga. Sekaligus juga mencoret apabila ada warga yang tidak perlu menerima bantuan," sambungnya.
Anies memastikan, ke depan pelaksanaan distribusi bantuan akan lebih rapi dengan adanya SOP yang dapat menjadi pelengkap data di Jakarta.
"Yang terpenting adalah bantuan cepat dapat didistribusikan. Jadi, kita tingkatkan itu, Insya Allah ke depan akan lebih rapi lagi," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: