Khusus pesan Natal tahun ini, menurut Kardinal Suharyo, Persekutuan gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengambil tema "Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang".
Suharyo menjelaskan judul tersebut dipilih untuk membuat makna Natal menjadi kontekstual.
"Karena Natal bagi umat Kristen bukan hanya peristiwa masa lampau yang hanya diingat-ingat, melainkan peristiwa yang selalu dikenang," ungkapnya saat jumpa pers, di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (25/12).
Menurut Suharyo, mengenang dan mengingat merupakan dua hal yang berbeda. Mengenang artinya peritiwa masa lampau yang terus-menerus dicoba diusahakan supaya diaktualkan dalam arti itu.
"Jadi mengenang punya arti yang sangat kaya," imbuhnya.
Tema Natal tersebut diambil berdasarkan tantangan-tantangan yang berpotensi melunturkan persaudaraan bangsa akhir-akhir ini seperti ujaran kebencian, intoleransi, dan politik identitas.
Tantangan tersebut kemudian ditanggapi dari segi iman umat Kristiani dengan merujuk salah satu ayat dalam Alkitab Injil Yohanes, Bab XIV ayat 14. Ayat tersebut mengandung perintah saling mengasihi.
"Jadi hiduplah sebagai sahabat semua orang untuk melawan arus ujaran kebencian intoleran dan politik identitas. Kita diajak sebagai sahabat," pungkas Kardinal Suharyo.
BERITA TERKAIT: