Di UIII, Kemenag Bakal Kombinasikan Tradisi Kesarjanaan Timur Tengah Dan Barat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Selasa, 26 November 2019, 17:37 WIB
Di UIII, Kemenag Bakal Kombinasikan Tradisi Kesarjanaan Timur Tengah Dan Barat
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, RI Kamaruddin Amin/Ist
rmol news logo Era transformasi yang terjadi di Indonesia membutuhkan perangkat untuk mencerahkan dan memberdayakan sumber daya manusia.

Salah satu cara yang ditempuh adalah membangun konsep ideal bagi Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang kini tengah dibangun di Depok, Jawa Barat dan direncanakan menjadi pusat studi ke-Islaman dunia.

"Kira-kira UIII nanti akan memproduksi sarjana-ulama yang tidak sama dengan Al-Azhar, tapi juga tidak sepenuhnya sama dengan Barat. Jadi ada kombinasi karakter keilmuan, tradisi kesarjanaan dari Timur Tengah," kata Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, RI Kamaruddin Amin dalam expert meeting bertajuk "Seizing The Moment For Inventing Muslim Civilization" di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (26/11).

Nantinya, model yang diterapakan Barat dan Timur Tengah bakal dipelajari untuk mencari bentuk baru yang lebih sesuai dengan Indonesia.

Menurutnya, terdapat tiga pilar penting terkait pendirian UIII ini, yaitu  sebagai lembaga pendidikan dan riset, pusat kebudayaan Islam dan kemasyarakatan, serta pusat penelitian tentang isu ke-Islaman strategis dan tantangan dunia Islam.

"Pada saat awal, UIII ini akan membuka program syariah, aqidah, tafsir, hadits, tasawuf, usul fiqh, lughah, dan balaghah. Terdapat pula ilmu-ilmu sosial, teknologi halal, seni, dan musik," jelasnya.

Expert Meeting ini diadakan UIII dan Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) Kemenag RI. Program ini dihadiri oleh para rektor dan akademisi terkemuka dari mancanegara, yakni Mesir, Maroko, Kanada, Inggris, Australia, Tunisia, dan dari dalam negeri.

Beberapa di antaranya Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Mesir, Prof Dr Mohamed Abouzaid Alamair, Wakil Rektor Universitas Qurawiyyin, Fez, Maroko Prof. Dr. Mohamed Adiouane, Prof. James Piscatori dari Australian National University Centre for Arab and Islamic Studies, Prof. Dr. Philip Buckley dari McGill University, Montreal Kanada, Prof. Dr. Mohammad al- Rougi dari University of Muhammad al-Khamis, Rabat, Maroko,Prof. Abdullah Sahin dari University of Warwick, Inggris, dan Prof. Dr. Moncef ben Abdeljelill dari Sousse University, Tunisia.

Akademisi dalam negeri yang hadir di antaranya Prof. Dr. Azyumardi Azra, dan Prof. Dr. Quraish Shihab, MA. Adapun expert meeting bertujuan untuk menjadi sarana memperkenalkan kehadiran UIII kepada dunia internasional. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA