Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cegah Radikalisme, Mahasiswa Harus Dibekali Vaksin Nasionalisme Dan Patriotisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ichsan-yuniarto-1'>ICHSAN YUNIARTO</a>
LAPORAN: ICHSAN YUNIARTO
  • Selasa, 19 November 2019, 16:56 WIB
Cegah Radikalisme, Mahasiswa Harus Dibekali Vaksin Nasionalisme Dan Patriotisme
Ilustrasi radikalisme/Net
rmol news logo Paham radikalisme masih tumbuh subur di Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatra Utara.

Menurut ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (Semmi) DKI Yasser Hatim, pertumbuhan radikalisme harus ditekan khususnya di kalangan mahasiswa.

"Salah satunya dengan memberikan edukasi tentang bahaya laten virus radikalisme yang saat ini mengancam para pemuda," ujar Yasser lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (19/11).

Yasser menambahkan, untuk menangkal virus radikalisme, generasi muda harus dibekali dengan vaksin nasionalisme dan patriotisme.

"Pemuda dan organisasi nya harus bergerak membantu mencegah adanya paham radikal. Jangan sampai sampai diam saja," tegasnya.

Selain itu, kata Yasser, para pemuda bangsa harus memperkuat nilai-nilai Pancasila. Langkah penguatan dilakukan di tengah-tengah masyarakat maupun lembaga lain.

"Kita yakin Pancasila itu akan menumbuhkan jiwa semangat nasionalisme serta cinta tanah air dan bangsa," jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan bom Mapolrestabes Medan, Yasser menganggap pelaku nekat menjadi bomber karena tidak menerima nilai-nilai Pancasila, sehingga mudah terjebak radikalisme.

Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila itu harus diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia menegaskan bahwa Pancasila itu sudah harga mati sebagai pedoman ideologi masyarakat Indonesia yang memiliki keanekaragaman perbedaan agama, budaya, ras, suku, dan bahasa.

Pancasila, lanjut Yasser, juga menjadikan kekuatan untuk persatuan dan kesatuan bangsa mulai dari Sabang sampai Merauke.

"Saya yakin Pancasila itu akan mampu mencegah paham-paham yang menyesatkan, termasuk radikalisme dan terorisme," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA