Padahal, kata Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) Peter Frans Rumaseb, informasi tentang dugaan rasisme dan diskriminasi mahasiswa Papua itu masih belum jelas duduk perkaranya.
Kepada warga di Papua dan Papua Barat, Peter yang tinggal di Surabaya memastikan bahwa para mahasiswa belajar dalam keadaan aman dan tidak ada masalah apapun.
Ia juga kaget demonstrasi di sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat dilatarbelakangi isu diskriminasi mahasiswa Papua di timur Pulau Jawa menjadi yang merupakan informasi sumir.
"Kami berharap mama dong semua di Papua, papa dong semua di Papua, saudara-saudara kita di Papua, bahwa kita di Surabaya aman. Tidak usah khawatir, tidak perlu khawatir yang berlebihan," kata Peter dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/8).
Peter mengaku tahu ada 43 mahasiswa Papua yang sempat diamankan di Polrestabes Surabaya. Dia bahkan melakukan pendampingan secara langsung pada mahasiswa-mahasiswa itu hingga akhirnya semua bisa kembali ke asrama.
Pasca pemeriksaan tersebut, dia mengaku menemui banyak hoax yang berkembang di media sosial. Hoax-hoax itu akhirnya menyulut kemarahan warga Papua karena merasa ada pelecehan rasial. Hingga ujungnya, sambung Peter, kerusuhan terjadi di Manokwari.
Atas alasan itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi informasi dari medsos. Harus ada verifikasi berulang hingga ditemukan kevalidan atas informasi yang didapat.
"Jangan cepat terprovokasi dengan informasi yang muncul di media sosial," pyngkasnya.
BERITA TERKAIT: