17 Tahun Untuk Buku "Di Tepi Amu Darya"

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Kamis, 20 Desember 2018, 17:49 WIB
17 Tahun Untuk Buku "Di Tepi Amu Darya"
Peluncuran buku Di Tepi Amu Darya/RMOL
rmol news logo Buku "Di Tepi Amu Darya" karya Pemimpin Umum RMOL Network, Teguh Santosa diulas dan dibedah dalam sebuah diskusi bertajuk "Ketika Wartawan Membingkai Konflik" di Media Center DPR RI, Kamis (20/12).

Buku tersebut bercerita tentang pengamatan yang dilakukan Teguh selama meliput perang di Afghanistan tahun 2001 lalu.

Teguh menyusuri Sungai Amu Darya untuk menyeberang dari Uzbekistan menuju Afghanistan. Di Afghanistan kala itu sedang terjadi perang antara pasukan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat untuk menggulingkan rezim Taliban.

Dari buku tersebut, dapat dipetik nilai-nilai dan pelajaran untuk penyelesaian beberapa konflik yang terjadi di Indonesia.
 
"Buku ini akhirnya saya terbitkan dan ini butuh 17 tahun. Saya tuliskan dari tepi Sungai Amu Darya di perbatasan Afganistan dan Uzbekistan," ujar Teguh Santosa,  dalam sambutan saat peluncuran buku karangannya di Media Center DPR RI, Kamis (20/12).

Dikatakan Teguh, tulisan-tulisan hasil reportase selama menjadi wartawan di negara konflik dituangkan ke dalam sebuah buku.

"Itu saya kumpulkan menjadi buku, bayangkan 17 tahun, saya tidak tahu nanti 17 tahun lagi apa lagi yang akan saya tuliskan," kata dia.

Buku "Di Tepi Amu Darya" dibedah dalam diskusi yang dihadiri anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon, pengamat Timur Tengah Alto Labetubun, Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (DK PWI) Ilham Bintang, dan novelis Ahmad Fuadi. Teguh Santosa sebagai pengarang buku juga turut hadir sebagai pembicara. [lov]

 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA