Kemenlu Latih Mantan Kombatan GAM Kelola Kelapa Sawit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 10 Desember 2018, 16:42 WIB
Kemenlu Latih Mantan Kombatan GAM Kelola Kelapa Sawit
OPCP 2018/RMOL
rmol news logo Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan Oil Palm Course for Peace (OPCP) 2018 sebagai pilot project guna memberikan pelatihan petani kecil atau smallholders.

OPCP 2018 merupakan program baru yang diinisiasi Kemenlu dengan mengajak 19 peserta masing-masing dari Indonesia yang merupakan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sebanyak tujuh orang, Thailand empat orang, Kolombia tiga orang, Filipina dua orang, Timor Leste dua orang, dan satu orang dari Papua Nugini.

"Latar belakangnya Indonesia itu adalah negara produsen sawit yang terbesar di dunia, nah banyak kendalanya dalam mempromosikan kelapa sawit kita, tantangannya adalah masyarakat sustainability (keberlanjutan) di mana itu memang harus kita buktikan ke dunia bahwa kelapa sawit kita lanjutkan. Itu untuk kepentingan kita sendiri sebenarnya. Semakin keberlanjutan sawit kita akan semakin bagus prospeknya sebagai komoditi yang keberlanjutan terhadap untuk anak cucu kita ke depan," jelas Kepala BPPK Kemenlu Siswo Pramono usai pembukaan OPCP 2018 di Hotel Bandara Internasional, Tangerang, Senin (10/11).

Siswo menuturkan, pilot project OPCP merupakan program yang akan ditunjukkan kepada dunia. Di mana, kelapa sawit juga membawa perdamaian bagi negara yang ikut didalamnya, salah satunya Kolombia.

"Tidak hanya untuk Indonesia setelah sustainability tetapi juga masalah peace building juga nah kebetulan ada negara yang senasib dengan kita yaitu Kolombia. Kolombia itu adalah negara produser sawit terbesar ke empat di dunia tetapi ada perang saudara di Kolombia. Nah bagaimana mengatasi perang saudara melalui perundingan damai, kemudian para kombatan dan para korbannya diberikan kesempatan untuk mengembangkan nafkah melalui perkebunan," jelasnya.

Lanjut Siswo, OPCP 2018 yang mengajak para mantan kombatan GAM untuk mewujudkan harapan mereka agar bisa mengembangkan sektor kelapa sawit.

"Sebanyak 20-30 persen mantan kombatan di Aceh itu memang menjadi petani kecil kelapa sawit. Nah melalui pendidikan itu mereka ditingkatkan sustainability-nya, ditingkatkan kemampuan produktifitasnya," paparnya.

"Sebetulnya kursus-kursus kita hanya orang asing tapi kali ini karena temanya palm oil peace kita libatkan para kombatan di Aceh. Jadi sekalian contoh karena yang Kolombia ini adalah program dari kombatan mereka," imbuh Siswo.

Para peserta OPCP 2018 sendiri akan mengikuti pelatihan langsung mengenai pengelolaan kelapa sawit lestari di Jambi mulai 10-14 Desember. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA