Jatuhnya Lion Air JT-610 Diharapkan Jadi Peristiwa Terakhir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Rabu, 31 Oktober 2018, 16:26 WIB
rmol news logo . Peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang di perairan Karawang, Jawa Barat dan menelan korban 189 penumpang dan kru pesawat, diharapkan menjadi peristiwa terakhir.

Dengan demikian, Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan meminta Kementerian Perhubungan tidak berhenti pada pencopotan jabatan Direktur operasi Lion Air.

"Tetapi Kemenhub sebagai regulator harus menjadikan peristiwa ini momentum untuk lebih meningkatkan kualitas pengawasan terhadap semua perusahaan penerbangan," ujar Edison dalam keterangan tertulis, Rabu (31/10).

ITW mendesak Kemenhub agar mewajibkan seluruh perusahaan penerbangan mengumumkan secara transparan rekomendasi bahwa pesawat sudah layak terbang.

Begitu juga pilot dan seluruh awak pesawat harus ada rekomendasi bahwa kondisi mental dan jiwa serta perilaku mereka dalam kondisi stabil sesuai hasil pemeriksaan psikolog.

"Kedua rekomendasi itu dipasang atau ditempel di pintu masuk ruang tunggu penumpang dan dapat dibaca oleh para calon penumpang." terangnya.

Ketentuan itu wajib dilaksanakan dalam setiap penerbangan pesawat. Sehingga para penumpang dapat memastikan bahwa mereka bukan terbang menuju maut.

Menurut Edison, ketentuan itu sekaligus dapat menjadi chek and rechek untuk memastikan semua pihak yang terlibat dalam proses penerbangan sudah bekerja sesuai dengan prosedur.

ITW meminta Kemenhub agar lebih fokus pada upaya upaya mewujudkan keselamatan penumpang.

"Serta berani melakukan tindakan tegas hingga pencabutan izin operasi apabila tidak menaati aturan sehingga potensi menimbulkan terjadinya kecelakaan," tutupnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA