Namun demikian, korban masih memerlukan bantuan. Hal tersebut wajar mengingat jumlah korban mencapai puluhan ribuan dan mengungsi di tenda-tenda darurat.
Organisasi Indonesia Millenial Institute (I'M Institute) berkunjung ke sejumlah daerah gempa di Sulteng. Selain mengirimkan bantuan, I'M Institute juga melakukan mapping untuk membantu pemulihan pascagempa.
"Bantuan itu beragam ya. Mulai dari bantuan infrastruktur yang sifatnya fisik, sampai nonfisik. Misalnya trauma healing atau pendampingan psikis korban," ujar Founder I'M Institute, Witjaksono melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/10).
WT-sapaannya- menambahkan, pihaknya siap memfasilitasi NGO (non-governmental organization) luar negeri untuk membantu proses recovery Sulteng. Diyakini, dengan banyaknya pihak yang terlibat, pemulihan akan semakin cepat.
"I'M Institute akan ambil bagian dalam percepatan pemulihan di Palu. Saudara-saudara kita masih banyak membutuhkan uluran tangan," kata dia.
[lov]