Begitu tekad Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Rina Saadah saat memperingati Hari Tani Nasional ke-58 di Desa Pangembangan, Kuningan, Jawa Barat, Senin (24/9).
Rina mengaku kerap menjumpai daerah yang masih menggunakan cara-cara tradisional dalam bertani. Demi meningkatkan taraf kehidupan petani, pola-pola tradisional harus segera beralih dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
"Kami siap melaksanakan program-program kami dalam mengembangkan dunia pertanian di Indonesia. Sehingga peningkatan dari segi ekonomi bagi para petani benar-benar terasa," ujarnya.
Rina menjabarkan pentingnya revitalisasi pertanian dengan regenerasi petani. Sebab, jumlah petani muda saat ini hanya 3,3 juta orang, sementara luas lahan pertanian Indonesia mencapai 7,78 juta hektare.
Dalam regenerasi petani, salah satu gebrakan yang akan dilakukan Pemuda Tani adalah menggandeng pondok pesantren.
Pemuda Tani bertekad menjadikan santri sebagai salah satu pilar yang bisa mewujudkan ketahanan pangan Indonesia.
"Kami bertekad melahirkan santri tani yang siap," sambung Rina.
Sebagaimana dalam keterangannya, Rina berharap pilpres sebagai agenda politik nasional harus sukses dan menjadi penanda upaya serius pemerintah untuk menyukseskan revitalisasi pertanian.
Acara tasyakuran ditutup dengan makan bersama atau
ngaliwet bersama para petani dan kepala desa di Kabupaten Kuningan. Acara turut diisi dengan pemberian bantuan bibit kepada ratusan petani.
[wah]
BERITA TERKAIT: