Sekolah ini diresmikan oleh Ibu Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla, kemarin, Selasa (8/5). Turut dihadiri juga oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin menjelaskan bahwa pembangunan sekolah ini bukan hanya untuk melestarikan tenun songket khas Lintau semata, tapi juga untuk mendukung kemunculan inovasi baru dari produk tenun tersebut. Selain itu, juga untuk mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
“Tidak saja menjaga kelestarian produk khas negeri kita, tapi juga mampu menjadi penggerak perekonomian setempat, melalui produk kriya bernilai tambah,†katanya sebagaimana keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (9/5)
Sekolah Pelatihan Tenun Kriya Minang ini berdiri di tanah seluas 11.710 meter persegi. Sentra tenun ini terdiri atas gedung produksi dan rusunawa ini memiliki potensi untuk pengembangan lebih lanjut.
Pada tahun 2016, Sinarmas melalui Asuransi Sinarmas juga telah menginisiasi pembangunan Rumah Kreatif, yang menjadi wahana pendidikan alternatif dan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Rumah Kreatif ini mengembangkan tenun ikat khas menggunakan bahan pewarna organik yang limbahnya dapat di daur ulang.
"Pendekatan di Sumatera Utara membuat para perajin setempat mendapatkan nilai tambah dari produk yang selama ini mereka hasilkan, yakni tekstil tradisional yang ramah lingkungan," tukasnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: