Dimensy.id
Apollo Solar Panel

BI Bantu Dongkrak Penjualan UMKM Rumah Tenun Mutiara Songket Aceh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Jumat, 07 Februari 2025, 14:19 WIB
BI Bantu Dongkrak Penjualan UMKM Rumah Tenun Mutiara Songket Aceh
UMKM Rumah Tenun Mutiara Songket Aceh/RMOL
rmol news logo Rumah Tenun Mutiara Songket, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) asal Aceh, sukses meraup omzet hingga Rp 300 juta per tahun setelah mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia (BI). 

Dukungan yang mencakup pelatihan dan tambahan alat produksi tenun songket dari BI membuat usaha yang telah berdiri sejak 1977 ini mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Sekretaris sekaligus anak pemilik usaha Rumah Tenun Mutiara Songket, Putri Atika, mengungkapkan bahwa usahanya mendapat program binaan dari BI dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) sejak 2018.

Sebelumnya, usaha ini hanya mengandalkan satu alat tenun dengan kapasitas produksi dua set kain per bulan. Namun, setelah mendapatkan tambahan sembilan alat tenun baru dari BI, kini mereka mampu memproduksi hingga 20 set kain songket setiap bulan.

"Jadi di situ lah BI memberikan fasilitas buat kami. Jadi menambahkan sembilan alat menenun lagi dengan tempat yang kami kerja ini, yang dulu. Jadi dari situlah kami mengembangkan sampai sekarang bisa bertahan," jelas Putri saat ditemui langsung di Aceh, pada Kamis 6 Februari 2025.

Selain alat produksi, BI juga memberikan pelatihan dalam pembuatan motif baru, yang semakin memperkaya variasi produk Rumah Tenun Mutiara Songket. Pada 2023, BI kembali mengadakan pelatihan desain motif menggunakan benang katun, yang berkontribusi pada perkembangan produk mereka.

Dukungan terhadap modernisasi sistem pembayaran juga menjadi faktor penting dalam peningkatan omzet. 

Sejak menerapkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada 2023, transaksi produk Mutiara Songket, kata Puteri menjadi lebih mudah dan cepat, terutama saat mengikuti pameran dan event nasional maupun internasional seperti KKI, Inacraft, dan Paris Fashion Week.
"Ada peningkatan penghasilan karena QRIS. Setiap tahun peningkatan penjualannya meningkat, yang sekarang sudah mencapai Rp 300 juta per tahun,” tambah Putri.

Menurut Puteri, strategi pemasaran digital juga memainkan peran penting dalam ekspansi pasar produk UMKM ini. Berkat kehadiran di media sosial, produk mereka kini tidak hanya dikenal di Aceh, tetapi juga menarik minat pembeli dari Jakarta, Palembang, hingga luar negeri. 

Salah satu karya Rumah Tenun Mutiara Songket bahkan pernah dikenakan oleh aktris ternama, Ariel Tatum di Paris Fashion Week.

Meskipun telah meraih kesuksesan, Putri Atika masih memiliki harapan besar untuk keberlanjutan industri tenun di Aceh. Ia berencana mendirikan sanggar pelatihan bagi generasi muda agar keterampilan menenun khas Aceh tetap lestari dan terus berkembang di masa depan.
“Harapannya yang muda-muda bisa menenun, kita usahakan sedikit demi sedikit agar keterampilan ini tetap ada,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Agus Chusaini mengatakan bahwa pembinaan terhadap produk Mutiara Songket ini membantu melestarikan budaya Aceh hingga mendukung industri fashion di Aceh 

"Hal ini turut membuka peluang bagi para desainer dan pelaku mode berbakat di Aceh untuk lebih dikenal luas, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Aceh ke kancah nasional maupun internasional," kata Agus kepada awak media. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA