Demikian disampaikan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat memimpin delegasi Indonesia dalam sesi sidang pleno ke-204 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis. Puan menjelaskan apa saja yang sudah dilakukan Indonesia di bidang pendidikan.
Sidang dipimpin Lee Byong-hyun dari Korea Selatan serta Direktur Jenderal UNESCO yang baru terpilih, Audrey Azoulay.
Dalam kesempatan ini, Puan juga menegaskan bahwa Indonesia telah melakukan reformasi secara komprehensif terhadap kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Kejuruan, yang telah sejalan dengan Strategi UNESCO 2016-2021. Bagi Puan, budaya merupakan komponen kunci untuk membangun rasa hormat, toleransi, dan pengertian. Dia menekankan, UNESCO harus punya peran yang lebih strategis lagi.
"Bukan hanya untuk membantu negara-negara dalam melestarikan kebudayaan, tapi juga untuk mencapai perdamaian dan harmoni," ungkap Puan, sebagaimana keterangan beberapa saat lalu (Rabu, 11/4).
Sebelum mengikuti sidang, Puan mengunjungi Google Cultural Institute Paris terlebih dulu untuk meninjau kerjasama kebudayaan dengan Indonesia. Puan memuji upaya Google Cultural Institute yang telah melakukan pengarsipan digital atas karya seni dan warisan budaya dari seluruh dunia.
Kerjasama ini tidak saja melindungi karya seni dan sastra serta artefak kekayaan budaya Indonesia, tetapi sekaligus mempromosikan kepada dunia.​
[mel]
BERITA TERKAIT: