Di antara para jemaat, pihak gereja juga menfasilitasi kaum difabel.
Interpreter Bahasa Isyarat Gereja Santa Maria Katedral Jakarta, Frans Dwi Susanto menyebut jumlah penyandang tuna rungu yang hadir berkisar 30-40 orang jemaat.
"Yang terdaftar lebih dari 100 orang namun yang hadir saat ini mencapai 30 sampai 40 jamaat dan mereka semua berasal dari gereja katolik yang berbeda-beda di seluruh Jakarta" ujar Frans Dwi Susanto di Gereja Santa Maria Katedral Jakarta.
Frans menjelaskan, para penyandang tuna rungu ini tergabung dalam Paguyuban Tuna Rungu Katolik (Paturka) Jakarta. Kebanyakan dari mereka sudah datang sejak pagi tadi.
"Kebanyakan mereka ini datang dari pagi jauh-jauh, semangatnya luar biasa sekali, karena cuma ada di sini yang ada interpreternya. Namun, tanpa kehadiran saya besok pun mereka akan tetap ke sini karena ini homebase kita," ujar Frans Dwi Susanto.
[wid]
BERITA TERKAIT: