"Guru-guru yang membaca itu tolong speak up kalau menemukan yang janggal. Tidak semua buku yang kita terbitkan itu perfect," kata Totok kepada wartawan di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (14/12).
Pernyataan Totok dilatari oleh munculnya konten yang menyebut Yerusalem sebagai ibukota Israel dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.
"Ketika dicetak kita tidak bisa mengatakan jaminan Oh pasti bener. Buktinya juga ada kesalahan," ujarnya.
Totok mengatakan, jika ditemukan konten yang tidak diinginkan, agar para Guru ataupun pihak Kepala Sekolah untuk cepat melaporkan. Misalnya, kata Totok langsung menginformasikannya kepada penulis atau penerbitnya.
"Kita juga menyediakan laman, supaya kalau ada komentar, perbaikan, bisa disampaikan," tandas Totok.
Lebih lanjut, Totok menambahkan pengawasan tidak hanya melulu datang dari Pemerintah, tetapi masyarakat juga punya hak untuk mengawasi.
"Justru input itu bisa datang dari masyarakat atau kita. Saya kira kita jangan selalu melihat dari sisi negatifnya," demikian Totok.
[san]