"Sistem ini akan memangkas rantai pasok," ujar Agung dalam acara jumpa pers dengan media di Makassar, Rabu (15/11).
Tak sekedar memangkas rantai pasok, Lanjut Agung, sistem ini juga mempermudah pemantauan TTI yang bermasalah atau tengah membutuhkan pasokan bahan pangan.
"Biasanya yang bermasalah itu TTIC di pusat di masing-masing provinsi. Mereka kesulitan memantau titik mana saja di wilayahnya yang mengalami kekurangan pasokan bahan pangan," katanya.
Terkait pembayaran, Agung mengakui banyak pengelola TTI di daerah yang kesulitan dalam menyelesaikan proses pembayaran ke provinsi. Untuk menyelesaikan persoalan itu, BKP Kementan telah menjalin kerja sama dengan salah satu bank swasta Tanah Air.
Meski masih dalam tahal pengerjaan, Agung optimis program ini dapat diluncurkan Desember 2017 ini. Jakarta akan dijadikan sebagai kota percontohan penggunaan sistem e-commerce TTIC.
"Jadi nanti TTI di daerah akan bekerja sama dengan bank tersebut. Pihak bank yang akan membayar dimuka. Nah kita sedang menentukan konsepnya seperti apa," pungkasnya.
[sam]
BERITA TERKAIT: