Potensi Wisata Merekam Keindahan Gunung Agung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 26 Oktober 2017, 16:59 WIB
rmol news logo Gejolak di masyarakat dan dunia usaha pada masa Siaga Darurat Gunung Agung masih berlangsung. Semua sektor saling bahu membahu agar tidak ada korban yang terjadi jika Gunung Agung sewaktu-waktu erupsi.

Naiknya status Awas dari 22 September 2017 lalu mulai mengganggu aktivitas pariwisata Bali, sehingga mengganggu perekonomian. Banyaknya berita negatif atau hoaks yang beredar menyebabkan banyak warga dan wisatawan takut datang ke Bali.

Padahal zona berbahaya yang ditetapkan PVMBG adalah radius 12 kilometer dari puncak Gunung Agung, di luar itu aman. Dan jika terjadi erupsi hanya terpapar abu. Tidak harus takut, namun persiapkan untuk mengatasi dapat menyiapkan masker, air mineral, baju lengan panjang, topi, jaket atau jas hujan tipis sehingga aman dari abu.

"Bagi pengendara kendaraan khususnya sepeda motor agar berhati-hati karena ada kemungkinan jalanan tertutup abu yang menyebabkan jalanan menjadi licin. Waspadai juga dahan atau ranting pohon yang patah secara tiba-tiba karena tidak kuat menahan abu," kata Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan, Kamis (26/10).
 
Menurutnya, pariwisata Bali tidak akan lumpuh ketika terjadi erupsi Gunung Agung. Justru menjadi kesempatan baru untuk menarik turis lokal maupun mancanegara melakukan Lava Tour Gunung Agung atau menikmati pesta kembang api alam dengan memotret keindahan erupsi Gunung Agung dari titik aman yang telah ditentukan.

"Gerhana matahari yang hanya beberapa detik saja ditunggu, letusan gunung api juga dapat menjadi objek yang menarik untuk direkam," ujar Sutopo.

Dia menjelaskan, terdapat dua sudut pengambilan gambar erupsi Gunung Agung menarik. Radius 25 kilometer dari Gunung Agung termasuk zona aman dari sisi laut. Dari sisi timur ke utara, keuntungan posisinya adalah melihat lontaran batu pijar dari kawah dan pada waktu yang tepat akan menghasilkan foto menakjubkan. Sedangkan dari sisi utara ke timur pada radius 35 kilometer zona aman dapat melihat keindahan Gunung Batur dengan latar belakang erupsi Gunung Agung.

"Akan menghasilkan foto siluet panorama Gunung Batur. Tentunya selalu update rekomendasi dari PVMBG dan BMKG saat melakukan pengambilan gambar," kata Sutopo.

Kemudian dari sisi darat, terinspirasi memotret Candi Borobudur dari Pucuk Setumbu menghasilkan gambar yang istimewa. Ada satu titik yakni dari Pura Lempuyang di ketinggian sekitar 1.100 mdpl akan menghasilkan gambar yang indah dengan foreground pura. Jarak yang aman dengan radius 16,5 kilometer dari Gunung Agung.

"Tetap harus diingat bahwa jarak aman sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan rekomendasi PVMBG. Proyeksi dari Google Earth ini juga harus melakukan survei ke lokasi yang sudah ditentukan. Visual daerah yang dituju juga perlu dilihat apakah ada pohon besar yang menghalangi menara pemantau tersebut atau tidak," demikian Sutopo. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA