Acara yang disponsori oleh Kemenlu dan Asean Public Relation Network ini mengambil tema Indonesia's Diplomacy for Unity and Centrality of Asean. Adapun acara berlangsung di Auditorium Profesor Djajusman, Campus B, LSPR, Jakarta, Selasa (24/10).
Dalam pidatonya, Menlu berbicara tentang bagaimana sikap politik luar negeri Indonesia khususnya di Asean. Kata dia, sikap Indonesia selalu memiliki dua angle (sudut pandang). Serta masa depan Asean akan ditentukan oleh seberapa jauh negara yang tergabung di Asean mampu mengelola pengaruh dari kekuatan utama sehingga tidak menjadikan kawasan Asean sebagai ajang perebutan atau rivalitas dari negara-negara besar.
"Kita harus bisa menavigatori Asean agar tidak menjadi medan Proxy war," kata Retno.
Lalu kemudian, lanjut dia, Asean harus bisa berperan dalam penanganan kejahatan transnasional yang melibatkan banyak negara misalnya memerangi bahayanya kejahatan tetorisme, cyber crime dan perdagangan manusia.
"Itu yang terjadi dimana-mana, dan tidak ada satu negara yang memiliki imun (kekebalan) dalam hal ini. Oleh karena itu kita harus bekerja bersama," tandasnya.
[sam]
BERITA TERKAIT: